Skip to main content

CILI OH CILI


Sejak pertemuan pertama anggota klub keren ODOP, hati Gilang terasa semakin berbunga-bunga. Pasalnya ada cewek manis berkacamata yang tiba-tiba menggetarkan hatinya. Seolah seperti didatangkan Tuhan untuk mengobati luka hatinya. Pertemuan pertama satu bulan yang lalu, yang membahas rencana perayaan ulang tahun pertama klub keren ODOP. Cewek manis itu terlihat pendiam. Bahkan dia sering menundukkan pandangannya.
“Sombong banget sih jadi cewek,” batin Gilang geregetan. “Ah, pasti dia takut terpesona sama cowok-cowok keren di ODOP ini. Nggak tahu dia kalau aku paling keren dan romantis diklub ini,” batin Gilang semakin geregetan sama cewek manis berkacamata yang selalu sibuk dengan novelnya.
Bahkan hingga waktu pertemuan untuk membahas rencana ulang tahun itu hampir usai, cewek itu masih asyik membaca novel Masih Ada yang ada ditangannya. Sesekali dia tersenyum dan hanya menganggukan kepala ketika beberapa teman cewek ODOP mengajaknya berbicara.
Dan tralala, senyum cewek manis itu semakin membuat hati Gilang kalang kabut. “Aduh, siapa tadi namanya?” Gilang merutuk dalam hati, melupakan nama cewek manis itu disesi perkenalan yang begitu singkat. Gilang menepuk jidatnya yang licin.
“Ada apa?” tanya cowok berambut gondrong yang duduk disamping Gilang heran.
“Eh tidak ada apa-apa,” Gilang kelabakan menjawab pertanyaan cowok berambut gondrong itu, yang singkat tapi rasanya menohok dihati. Gilang blingsatan, takut ketahuan apa yang dipikirkan sebenarnya.
“Oh, okay okay,” kata cowok berambut gondrong yang kemudian sibuk dengan ponselnya lagi. Gilang bernafas lega. Cowok berambut gondrong yang duduk disampingnya, yang memperkenalkan namanya sebagi Uncle Ik tidak bertanya lebih lanjut akan kegelisahan hati Gilang.
Namun Gilang tak sadar jika cowok lain dengan ciput penutup rambut hitam tebal memperhatikan gelisahnya dari tadi. Cowok bernama MS Wijaya itu hanya tersenyum dalam hati.
Pertemuan perdana itu akhirnya ditutup oleh ketua klub Bang Syaiha. Keputusan yang diambil adalah Ulangtahun klub ODOP pertama akan dilaksanakan  tanggal  8 Januari 2017. Dan pertemuan berikutnya akan diadakan dua minggu lagi untuk memantapkan tema.
Gilang segera meraih buku kehadiran. Dibacanya satu persatu daftar hadir. Gilang masih ingat beberapa nama cewek ODOP yang hadir tadi. Ada Vinny, Lisa, Raida, Sakifah, Dewi, Nana, Ana, Intan, Hiday, Mitha, Denik, dan Cili.
Batin gilang bersorak kegirangan. Pasti ini dia namanya Cili. Gilang segera menyimpan no ponsel yang tertera disana. Senyum mekar tersungging dibibir Gilang.
##
Sehari setelah itu, Gilang mulai melakukan aksi pedekatenya. Aplikasi Whatsapp sebagai saksinya. Sayang profil picture Cili bukan fotonya. Tetapi kata-kata galau ala jomblowati.
“Hi, nanti pertemuan minggu depan datang kan?” bunyi pesan Gilang yang dikirimnya ke Cili.
“Maaf, ini siapa?” balasan pesan itu lebih cepat dari yang Gilang duga.
“Eh Maaf-maaf, perkenalkan aku Gilang. Teman di klub keren ODOP. Kamu Cili kan?”
“Gilang? Klub ODOP? Sepertinya pernah dengar klub ini. Oh iya-iya, aku mengikuti FansPagenya di medos.”
“Terimakasih kau memanggilku Cili. Itu panggilan kesayangan dari seseorang dimasa lalu.”
Gilang heran. Kenapa cewek ini pelupa ya. Padahal wajahnya begitu manis apalagi senyumnya.
“Eh masak lupa? Kita kan pernah meeting. Membahas ulang tahun klub keren ODOP nanti bulan Januari. Masak sudah lupa?”
Meeting? Eh, akan ada ulang tahun Klub ODOP ya. Wow keren tuh.”
Gilang semakin heran. “Kenapa Cili begitu mudah melupakannya? Padahal baru juga kemarin pertemuan itu dilaksanakan. Ah, mungkin dia memang lupa,” batin Gilang menghilangkan keheranannya.
“Hari sabtu besok datang ya? Kita meeting terakhir nih.”
“Gitu ya, apa aku diundang? Kasih alamat pertemuannya dong, kalau aku memang diundang.”
Aduh cewek ini memang tulalit. Padahal tempat pertemuannya masih sama. Di kafé Lovato.
Gilang segera memberi alamat yang diminta. Berharap Cili benar datang kesana.
“Terimakasih, aku pastikan datang. By the way, kau ganteng sekali. Kau mirip idolaku.”
Gilang hanya merona wajahnya mendengar pujian Cili. Pasti ini gara-gara gambar profil yang dipasang diWhatsappnya.
Sejak saat itu Gilang dan Cili selalu berhubungan lewat telpon atau pesan di whatsap. Sepertinya dua-duanya mempunyai rasa yang sama.
##
Pertemuan kedua di kafe Lovato pagi itu ramai dihadiri anggota klub ODOP. Jam masih menunjukkan setengah sembilan pagi. Acara akan dimulai setengah jam lagi. Para anggota sibuk berkelakar, memperbincangkan sesuatu diluar tema keODOPan.
Dari kumpulan cowok yang hadir ada pak ketua Bang Syaiha, Si rambut gondrong Uncle Ik. Si lelaki ciput, Ms Wijaya. Lelaki berkacamata, Tran Ran. Dan satu cowok yang asyik mempermainkan wayang, Heru.
Gilang melihat cewek manis itu duduk menyendiri disudut bangku kafe. Gilang memberanikan diri mendekatinya.
“Hai, Cili bukan?”
Cewek manis berkacamata tebal itu menoleh sebentar. Kemudian mengangguk.
“Ada apa? Siapa namamu?” tanya Cili heran.
“Nggak, aku Gilang hanya ingin berkenalan denganmu,” jawab Gilang jujur. Cili hanya tersenyum. Kemudian sunyi diantara mereka. Cili kembali menekuni novelnya.
“Cili,” panggil Gilang penuh debar.
“Ya,” jawab Cili tanpa menoleh.
“Cili, pandanglah aku. Aku ganteng. Aku cowok terkeren di klub ODOP ini. Semua mengakuinya. Apakah kamu tak tahu itu?”
Cili menghentikan bacaannya. Kemudian menoleh ke Gilang menatapnya.
“Maaf, aku punya penyakit mata. Tidak bisa melihat benda yang jauh. Jadi wajahmu nampak samar.” Cili mendekatkan wajahnya ke wajah Gilang.
“Ya ampuun. Kau mirip sekali dengan Keanu Reeves. Ya Keanu reeves, idolaku. Kenapa aku tak menyadarinya sejak pertama ketemu dulu?”. Cili benar-benar terlonjak kegirangan. Mencoba memeluk Gilang yang ketakutan atas reaksi Cili yang tidak dibayangkannya. Terlalu agresif.
Gilang hendak beranjak melarikan diri. Ketika dari kejauhan terdengar suara gadis lain memanggil.
“Gilang, Keanu Reeves ku.” Seorang gadis kurus dengan seikat bunga ditangannya berlari ke arah Gilang.
Gilang terpaku. Siapa lagi ini? Gilang merasa tak kenal.
Melihat kebengongan Gilang, gadis kurus itu mengatakan jika  dua minggu belakangan ini selalu bercengkerama dengan Gilang. Lah kok.
“Kamu Cili juga?”
Gadis itu hanya mengangguk dan berkata,”Aku biasa dipanggil Cili. Nama panjangku Cici Linda Paramida.”
Namun belum lepas keheranann Gilang, gadis itu bereaksi sama seperti Cili satunya. Kini dua Cili bergelayutan di tangan kanan dan kiri Gilang. Gilang begitu risih dan ketakutan.
“Sebentar, lepaskan! Tali sepatuku lepas,” kata Gilang. Dan kedua gadis itu menurut begitu saja. Tanpa ancang-ancang Gilang segera berlari kencang keluar kafe dan masuk angkot yang kebetulan berhenti didepan kafe. Tak peduli lagi motor satrianya tertinggal di parkiran kafe. Gilang tak peduli lagi. Baginya yang penting lepas dari kedua Cili yang membuatnya ketakutan.
Semua anggota Klub ODOP dibuat bengong melihat adegan itu.
Di dalam angkot, Gilang mengirim pesan kepada Bang Syaiha, menanyakan nomor ponsel Cili yang benar. Dan Gilang mengetuk jidatnya kuat-kuat. Angka terakhir nomor itu salah. Seharusnya 08123453451 tetapi Gilang menyimpannya menjadi 08123453452. Pantas saja. Kini Gilang tahu dari mana Cili satunya berasal.

sepanjang jalan, Gilang pun masih menepuk jidat licinnya, sambil bergumam Cili…oh Cili. (end)

#tantangan menulis cerpen komedi romance dengan tokoh utama Gilang

Comments

  1. Ngakak di buatnya, membayangkan cili yg manis jd agresif begitu. Sabar ya a Gil.
    Mba Wid keren.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih
      maaf sudah bikin kak Na tertawa ngakak (hahahahaha)

      Delete
  2. Hhaa.. Kayak nonton lawakan, keren bund.

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih dik Ci
      itu di cerpenku Cili ya bukan Ciani..hihihi

      Delete
  3. Replies
    1. Terimakasih mas Tian
      puisi ayamnya keren..suka...suka..suka

      Delete
  4. Hahaha. salah nomor jadi fatal. Mba Wid cocok nih nulis komedi

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahaha emang begitu..apalagi kalau namanya sama
      jadi berabe

      Delete
  5. Mba Wiwied nemu aja ide ginian ^_^

    ReplyDelete
  6. ahahhahaha, lucu nih ceritanya. keren, saya merasa dekat banget sama tokoh tokoh nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih uncle.

      kerennya ketularan uncle sepertinya hehehehe

      Delete
  7. Mba Wid sukses bikin kami pecah ketawanya, hahahaha... angkat tangan deh aku, mba

    ReplyDelete
  8. Pasti waktu itu Inet lagi bolos. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahaha, iya inet bolosnya panjang
      macam cuti kuliah panjang

      Delete
  9. Asli ngakak deh mbak wid. Bayangin aagil dan cili.. 😂😂😂

    ReplyDelete
  10. Ahaha
    Keren, bun Wid...
    Lucu ih,

    Ka Gilang jadi tokoh utama, ahaha senyum2 bacanya

    ReplyDelete
  11. Kawid keren..grup keren ODOP isinya orang2 keren yaa. :)

    ReplyDelete
  12. Keren nih mba Wiwid, menemaniku disaat selesai nugas, bacanya bikin ketawa lucu.. hehe

    ReplyDelete
  13. Wkwkwkwk.. Mbak wid, aku lom punya ide bikin komedi... Ajarin.. (ketahuan kurang piknik nih yaa eike)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,