![]() |
www.pixabay.com |
"Mobil remote
control saja," Ucap Bapak sore itu di sebuah toko mainan.“Sudah berhari-hari Bapak
memikirkan kado yang tepat untuk ulangtahun pernikahanmu yang pertama,”
Hari itu sehari setelah
ulang tahun pernikahan Win dengan Bram yang pertama. Win yang menemaninya merasa tidak
yakin.
"Kenapa mobil remote
control pak?” Bapak tidak menjawab, kakinya kemudian melangkah menuju kasir. Di
luar mendung menggumpal. Sejenak Bapak menatap mendung itu. Bibirnya merekah sejenak.
Bapak menyerahkan kotak mobil remote itu. Win menerimanya dengan diam.
"Mobil itu utuk
anakmu kelak, Bapak tidak tahu bisa menimang anakmu atau tidak".
Win terkesiap. Bapak
terdengar aneh. Win kembali terdiam dengan hati yang sedih. Nuraninya berkata
lain. Vespa antik Bapak meluncur perlahan. Bapak dan Win sama-sama terdiam
dalam pikiran masing-masing. Tiba-tiba Hujan deras membasahi mereka di tengah
perjalanan. Hujan yang sepertinya memang ditunggu Bapak sejak tadi.
"Pak kita berteduh
saja."
Win tahu Bapak tidak
pernah membawa mantel.
"Tidak apa, kita
sama-sama mencintai hujan. Tetapi kita tidak pernah bermain dengan hujan"
jawab Bapak. Win terdiam kembali. Sore yang berakhir dengan tangis. Masih ingat
Win ketika pagi itu Bapak menelepon minta di temani jalan-jalan ke pusat
perbelanjaan di kotanya. Katanya Bapak ingin memberikan kado ulangtahun
pernikahan Win yang pertama. Ketukan pintu membuyarkan kenangan Win tentang
Bapak dan mobil remote control. Bram pulang.
Win menyuguhkan segelas
air putih untuk Bram. Bram terlihat kelelahan tetapi terpancar kebahagiaan dari
binar matanya. Namun Win tidak berani bertanya. Bram tidak suka ditanya sesuatu
jika dia sedang lelah. Meskipun itu kabar bahagia.
"Duduklah di dekatku
Win," panggil Bram tiba-tiba. Win memandang Bram. Diletakkannya perlahan
novel Ai yang mulai asyik di bacanya. Win beringsut mendekati Bram. Kemudian
tangan Bram merengkuh pundak Win dan disandarkan kepalanya di bahu Bram. Berdua
menikmati malam ditemani rintik hujan gerimis di luar sana. Untuk pertama
kalinya Win mendengar cerita panjang Bram. Hingga jam dinding berdentang
sebelas kali seolah menyadarkan mereka untuk segera beranjak ke peraduan.
Bersambung
Bram mau cerita apa yah sama Win. #kepo
ReplyDeletega dikasih tempe, cerita apaan
ReplyDeletega dikasih tempe, cerita apaan
ReplyDeleteIya nih, si bram cerita apa?
ReplyDeleteBram, ayooo ceritakan. Apa yg ingin kau beritahukan?
ReplyDeleteKira2 cerita apa yaa?
ReplyDelete