Skip to main content

MAAFKAN UMMI NAK


Pagi menjelang ketika adzan subuh sudah berkumandang dari toa masjid komplek.Nuri mengambil air wudhu dan segera melaksanakan sholat subuh. Sedang suaminya sudah bergegas menuju masjid. Kini saatnya membangunkan anak-anak. Tidak terlalu sulit untuk membangunkan mereka. Si Sulung dan Si Tengah sudah bergegas tanpa banyak kata. Namun tidak dengan Si bungsu, Nuri sudah hafal betul kebiasaan Si Bungsu. Matanya memang masih terpejam, raganya sedang mencari kesadaran. Satu pertanyaan yang selalu terucap dibibir si Bungsu setiap bangun tidur seperti ini, "Ummi libur?
Cress, hati Nuri tergores mendengarnya, meski kalimat itu bukan pertama kalinya di pertanyakan si bungsu. Namun hati kecil Nuri tergugu, segera di raihnya Si bungsu dalam pelukan. Rambut tipis Si bungsu yang selalu wangi diciuminya. Digendongnya Si Bungsu menuju kamar mandi dengan penuh kasih sayang. Di depan pintu kamar mandi, diturunkannya si bungsu dari gendongan. 

Nuri masih terdiam. Namun seketika pertanyaan yang sama terdengar di telinga Nuri di antara percikan air kran yang mengucur.
"Kenapa adik suruh ummi libur?" tanya Nuri
"Iya adik ingin Ummi di rumah" jawabnya dalam nada rengekan
"O adik pengin bobo kelon sama ummi lagi ya?" tanya Nuri mencoba bercanda
"Iya, adik nggak mau sama Bude. Adik mau sama Ummi" jawaban polosnya menorehkan rasa haru di hati Nuri.

Nuri mengerti ketika sebagai ibu dirinya lebih baik di rumah. Namun ada alasan-alasan lain yang mungkin tidak bisa di jelaskan kepada anak kecil seusia Si Bungsu. Pernah suatu kali Nuri keceplosan menjawab pertanyaan Si Bungsu alasannya untuk tetap bekerja adalah Nuri perlu mempersiapkan biaya sekolahnya. Dengan polos Si bungsu membawa toples penuh berisi uang koin yang selama ini di kumpulkannya sambil berkata "Ummi uang adik sudah banyak ini untuk sekolah, kalau ummi tidak punya uang minta sama adik ya". Hati Nuri begitu tersentuh, air mata tipis menggenang di pelupuk matanya. Airmata keharuan yang di coba ditahannya agar tidak tumpah didepan si bungsu.

Aktivitas pagi yang padat bagi Nuri  mempersiapkan keperluan anak-anak sekolah, memasak untuk lauk makan siang dan sore akhirnya selesai sudah. Si bungsu ikut mengantarkan abang dan kakaknya ke sekolah. Nuri kemudian bergegas mempersiapkan keperluan dirinya sebelum berangkat kerja.

Jam dinding menunjukkan pukul 07.30 pagi. Nuri ingat pesan Si Bungsu sebelum dia meninggalkan rumah untuk berangkat kerja. "Ummi nanti cepat pulang ya!" permintaan si Bungsu dengan tulus dan penuh Cinta. Nuri mengangguk pasti. Dalam hati Nuri bekata "Maafkan ummi nak".

#ODOP semangat menulis setiap hari
#Tantangan ODOP 28 March - 1 April'16







Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat...

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bi...

Teman Baru

        www.parents.mu        Dengan ter gesa kuucapkan salam . Hari ini sungguh terik sekali. A ku menuju dapur untuk mecari minuman dingin di kulkas. Tidak kulihat ibu di  sana , tetapi meja makan sudah penuh dengan beberapa lauk yang menggugah selera . Segera kuganti baju seragam , kemudian kucuci tangan dan kaki. Kulangkahkan kaki menuju kamar ibu. T erlihat ibu sedang menyusun buku-bukunya yang biasanya tertata rapi di lemari ke dalam kardus “Ibu, kenapa buku-bukunya dimasukkan ke dalam kardus? Memangnya mau dibawa kemana?” tanyaku penasaran. “Ini ibu mencicil mengepak barang-barang. Sebulan lagi ayahmu pindah kerja ke luar kota.” “Apa Bu, pindah? T erus bagaimana dengan sekolahku, B u?” “Nanti sekolah kamu ibu urus kepindahannya. Mengenai teman-teman, nanti disana  kamu juga akan punya teman baru yang banyak." “Ah malas , B u . P aling mereka tidak sepandai teman-temanku disini. Main Play Statio...