www.blog.bhaktiutama.com |
Selalu
ditatapnya Gadis berjilbab biru rapi. Entah sejak kapan matanya selalu
mengikuti gerak-geriknya. Gadis itu selalu melewati koridor ini. Setiap jam
berdentang Sembilan kali atau justru hanya satu kali. Ben selalu di tempat
sama, Smoking area. Gadis itu berjalan merunduk dengan beberapa buku di
dekapannya, seolah takut buku itu terlepas dari pelukannya.
Ben
tahu tempat yang di tuju. Ben selalu di tempat yang sama dan Gadis itu selalu
dengan keadaan yang sama saat lewat di hadapannya.
“Hi
gadis, mau kemana” usilnya suatu siang
Gadis
itu menghentikan langkahnya. Menoleh sesaat kepada Ben yang menatapnya tanpa
ekspresi. Sebatang rokok terselip di jemarinya. Asap mengepul dari mulutnya.
Gadis berkerudung biru merunduk dan diam membisu. Kakiya setengah berlari
meninggalkan Ben yang semakin kuat menghisap rokoknya.
Ben
tak mengerti, mengapa masih ada gadis seperti itu. Menghabiskan waktu dengan
buku. Diedarkannya pandangan, ketika matanya menangkap gadis-gadis lainnya
sedang asyik bercengkerama dengan Handphone keluaran terbaru ditangannya.
Sedangkan gadis itu tidak pernah sekalipun menggenggam handphone di tangannya,
hanya tumpukan buku di dekapannya. Hmm gadis aneh, pikirnya.
##
“Cepat
ikut aku” Ben menarik tangan gadis itu
“Jangan”,
teriak gadis itu.
“Diam
kataku”. Gadis itu akhirnya menyeret langkahnya mengikuti Ben dengan wajah
ketakutan.
“Akan
kutunjukkan surga padamu” ucap Ben tanpa ekspresi, dan segera menstater jazznya
hingga melaju dengan cepat membelah jalanan.
Gadis
berkerudun biru meringkuk ketakutan di jok belakang. Wajahnya pias, bibirnya
hanya bisa merapal doa.
Ben
menghentikan mobilnya di sebuah rumah megah bertingkat dua di sebuah kawasan
elite. Gadis berkerudung biru semakin kuat merapal doanya. Ini seolah mimpi
buruk baginya. Rumah itu tampak sunyi. Pikiran buruk terus menghantuinya. Gadis
itu tahu lelaki itu adalah Ben, cerita yang kurang baik tentangnya sering ia
dengar dari teman-temannya. Buku-buku dalam dekapannya semakin ia peluk erat.
“Cepat
ikuti aku” Suara Ben mengejutkan gadis itu. Kakinya melangkah pelan mengikuti
Ben. Tidak ada siapapun di rumah itu selain Ben. Sunyi. Gadis itu menggigil
ketakutan.
“Mau
kau apakan aku Ben?” Tanya Gadis itu. Ben diam, wajahnya masih tanpa eksresi.
Ben Menarik tangan
si Gadis menuju lantai dua. Si Gadis semakin pucat pasi, ketika Ben mulai
membuka pintu sebuah ruangan besar.
“Disinilah
surgamu, nikmatilah”
Perlahan Si gadis
pulih dari rasa ketakutan yang menderanya. Diedarkan pandangannya ke tiap inchi
ruangan. Si gadis mulai tahu maksud Ben. Ruangan luas itu terlihat surga bagi
Si gadis. Ruangan itu adalah perpustakaan pribadi keluarga Ben.
#Belajar menulis
cerpen
#ODOP
Mbak Wiwid berhasil bikin aku tegang dan ternyata....
ReplyDeleteKeren.^^
thanks fika
Deletehahahaha, aku kenaaaa, salut sm mb wid, berhasil mengecohku
ReplyDeletethanks mbak lisa
DeleteAku jg ketipu ...
ReplyDeleteKompor Gasssss kata pakde Indro
Kerenn
mas heru..thanks sudah mapir
DeleteMbak wiwid....keren..caranya memainkan emosi aq...ikut merinding aq...meski endingnya bikin hati meleleh.....hehehe
ReplyDeletethanks teman-teman sudah mampir, ini lagi belajar menulis cerpen
ReplyDeleteDuh aku kira tadi... hahahah ah sudahlah
ReplyDeleteDuh aku kira tadi... hahahah ah sudahlah
ReplyDeleteAhhh aku ngrasa biasa aja tuh...
ReplyDelete*nenanginjantung
Whew... kompor mledug ini mah.. keren mba Wied.. surprise!
ReplyDeleteAku berasa tertipu.... :D
ReplyDeleteTerpana baca tulisannya mb wid, kerennw
ReplyDeleteHmn... Berhasil menipuku... Ha.. Ternyata perpus..
ReplyDeleteCeritanya ngalir.. 👍
ReplyDelete