![]() |
www.pixabay.com |
"Win, masuklah.
Udara semakin dingin".
Win tetap bergeming.
Suara suaminya seolah angin lalu. Seolah suara guntur yang menggelegar dan
kilat yang menyambar-nyambar lebih indah didengar oleh telinganya. Angin
kencang menerobos masuk ke dalam menerbangkan
gorden jendela yang tergerai.
"Win masuklah, ayo
kita nikmati hujan ini dari dalam" suara Bram kembali membujuk Win yang
tak bergeming dari panggilan pertamanya. Kali ini Bram mendekat sambil
merengkuh pundak Win mencoba membawanya masuk ke ruang tamu. Sambil tidak
mengalihkan pandangan dari hujan yang diiringi angin kencang, Win menyeret
langkahnya ke dalam. Sambil bibirnya bergumam lirih seolah tidak memerlukan
jawaban, "Mas, Bapak sebentar lagi sampai bukan?"
Bram terdiam, lidahnya kelu untuk
menjawab.
"Diminum dulu teh
hangatnya Win, biar menghangatkan perutmu" ucap Bram sambil menyodorkan
secangkir teh hangat yang sekarang semakin sering Bram membuatnya semenjak Bram
menikah dengan Win. Terlebih ketika musim hujan tiba.
"Mungkin bapak nggak
akan datang ya Mas, hujan semakin lebat" ujar Win lirih.
Bram terkesiap, dirangkulnya pundak Win.
"Berceritalah apa
saja padaku Win".
Ucap Bram terdengar
setengah hati. Dibiarkanya Win yang masih asyik dengan hujannya. Kemudian diraih
iphonenya. Memainkan sesuatu disana, yang selama ini tak pernah dilakukannya
jika sedang berdua dengan Win. Entah mengapa hatinya bergemuruh. Suara gemuruh hatinya
seolah mengalahkan gemuruh diluar sana.
bersambung
#ODOP menulis setiap hari
udah bijin cerbung baru aja mbakku satu inni..kereeeen
ReplyDeleteada apa to Win? tak tunggu critamu...
ReplyDeleteiya..keren
ReplyDeleteWah...iya mba...seru nih bakalannya.
ReplyDeleteIni win yg di Lelaki Beraroma Mie kah mbak wid?
ReplyDelete