Beberapa
hari ini selalu membaca postingan seorang teman yang merasa sedih karena merasa
tersindir atas status seseorang.
Ceritanya
teman saya-lebih tepatnya teman dunia maya. Teman saya ini mempunyai usaha catering.
Meski belum pernah ketemu, tetapi beberapa kali kami sempat WA an karena ada
sesuatu hal.
Nah
pada suatu hari salah satu pelanggannya menjemput sendiri ke rumah teman saya
ini. Selang satu hari si pelanggan membikin sebuah status yang intinya berbunyi
agar para kateringers untuk juga menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya,
tidak hanya mengupload yang dengan cantic makanannya.
Teman
saya ini merasa sedih sekali, merasa disudutkan atau entahlah apa namanya. Hingga
kemudian beliau berencana untuk pindah rumah kontrakan dari rumahnya yang
sekarang.
Dunia
kritik mengkritik sudah lumrah terjadi di kehidupan kita. Pada dasarnya tidak
ada yang salah, karena seorang pengkritik itu pasti mempunyai ganjalan atau
sesuatu hal yang tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Sebagai
seorang yang di kritik, boleh kita sedih. Tapi sebisa mungkin dalam hitungan 1
jam saja. Kenapa, kritik dari sesorang apalagi seorang pelanggan, biasanya akan
mendorong kepuasan pelanggan yang lainnya. Cepat kita mengintopeksi diri, untuk
perbaikan ke depannya.
Mengenai
masalah kebersihan itu sendiri bukankah islam telah mengaturnya dalam sebuah
hadist yang berbunyi “Kebersihan itu sebagian dari iman” (HR At tabrani). Jadi di
hubungkan dengan kritikan si pelanggan masih terbilang wajar jika si pelanggan
mengharap kebersihan itu bukan saja pada makanannya, juga lingkungan ataupun
rumah yang dia tinggali selalu terjaga kebersihanya.
Menurut
saya pribadi, menjaga kebersihan itu adalah sebuah kebiasaan atau attitude. Jadi
meskipun tinggal di gubug reot sekalipun jika orang itu sudah terbiasa dengan
kebersihan dan kerapian, maka gubug reot itu pun akan terlihat bersih, terasa
nyaman di tinggali.
Sebaliknya,
meskipun orang itu tinggal di rumah cantic tapi jika kebiasannya memang tidak
bisa menjaga kebersihan, maka rumah cantic itu pun akan terasa kotor dan tidak
nyaman untuk di tinggali.
Jadi
kritik dari orang lain jadikan bahan untuk mengintropeksi diri, agar jadi lebih
baik. Karena tak aka nada asap jika tak ada api.
#Ceritamotivasi
#ceritapengalaman
Betul sekali mbak wid...jika dikritik marahlah hanya sejam..selebihnya bangkit dan intropeksi
ReplyDeleteBetul sekali mbak wid...jika dikritik marahlah hanya sejam..selebihnya bangkit dan intropeksi
ReplyDeletePemberi kritikpun seharusnya —maaf— adab. Hehehe
ReplyDeleteBagaimana supaya kritikan itu bisa diterima. Hehehe
#ini hanya pendapat
Hihihi kurang kata, maksudnya tahu adab, tidak asal-asalan. Ehm,
Delete