Skip to main content

UJUNG PENANTIAN Bag.2

www.cchurin.blogspot.com
Fia
Dimana kamu Arman? Apakah kemarahanmu telah membuatmu benar-benar melupakanku? Kenapa engkau lenyap begitu saja? Tidakkah kau baca suratku waktu itu? Surat yang masih aku ingat sampai sekarang baris demi barisnya.

Arman

Fia tahukah kamu, kini aku mencoba membuka hatiku untuk seorang gadis. Gadis itu sepertimu Fia. Cantik, tegas dan cerdas, meski tak selembut tutur katamu. Aku banyak menemukan kesamaan dirimu di dirinya. Namun aku masih ragu Fia, karena setiap melihat Gina, aku seolah melihatmu.



Aku masih di rundung keraguan Fia. Jujur aku memang kecewa padamu saat itu. Sakit dan kecewa bercampur menjadi satu, menjadi rasa yang tiada terkira. Namun itu hanya sesaat, selebihnya aku terus menyimpanmu di dalam hati dan membingkai wajahmu dan menggantungkannya di dinding hatiku hingga kini, enam tahun berlalu.

 Namun entah mengapa aku terlalu pengecut untuk menghubungi atau mencarimu.

Fia

Enam tahun telah berlalu sejak kejadian itu, namun bagiku seolah baru kemarin. Rasa itu masih menyesakkan dada setiap mengingatmu. Sudahkah engkau mendapatkan penggantiku Arman?

Arman

Hari ini, aku di bandara SSQ, Pekanbaru. Gina menggandeng tangan kananku menuju pintu kedatangan domestik. Menjemput kedua orangtuaku yang berkunjung ke sini ingin bertemu dengan Gina dan keluarganya. Akan membicarakan lebih lanjut tentang rencana pernikahan kami. Gina masih bergelayut manja di tangan kananku. Kepalanya di sandarkan di pundakku. Aku tak begitu memperdulikan apa yang di celotehkannya. Hingga terdengar pengumuman bahwa pesawat dari Jogja sudah mendarat dengan selamat.

Kuamati dengan seksama orang-orang yang bergegas keluar. Mencari sosok ayah dan ibu di antara kerumunan orang-orang yang bergegas keluar. Dari jauh ku tangkap sosoknya yang sekian lama sudah akrab di memoriku. Ibu dan ayah. Tangan kiriku melambai kepadanya. Sedang Gina masih bergelayut manja menggandeng tangan kananku.

Namun seketika tanganku terpaku, aku menangkap sosok lain di belakang ibu. Hatiku bergemuruh, jantungku berdetak sangat keras. Sosok itu, sungguh aku sangat merindukannya. Sosok yang selama ini masih menghias dinding hatiku, enam tahun lamanya.

Bersambung

#ceritaromantis #ceritaperpisahan

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,