![]() |
www.pixabay.com |
Novel ini merupakan pemenang utama dalam lomba kepenulisan novel yang diadakan salah satu penerbit mayor, dan hadiahnya adalah jalan-jalan ke Korea Selatan.
Dan saya seperti diingatkan dari kata pengantar tersebut, bahwa ternyata mimpinya untuk meraih sebagai yang terbaik sudah lama dia lukiskan. Meski ini bukanlah lomba yang untuk pertama kalinya dia ikuti dan beberapa kali masuk nominasi, tetapi inilah seperti puncak dari hasil kerja kerasnya selama ini atau bisa disebut sebagai hadiah terindah dari Allah yang maha kuasa.
Mimpi untuk menjadi yang terbaik itu dia lakukan tanpa pantang menyerah, perlu proses 5 tahun dan akhirnya dia berhasil menjadi yang terbaik dari sebuah kompetisi yang diikutinya dengan hadiah fantastis, jalan-jalan ke Korea Selatan.
Kemudian pengalaman beliau ini yang pantang menyerah saya refelksikan pada diri saya sendiri. Saya yang masih belajar menulis seumur jagung, EBInya masih amburadul, alur cerita yang klise dan bahasa yang monoton ingin tiba-tiba cepat menjadi penulis terbaik.
Penulis belia tadi perlu waktu 5 tahun, dan berani mengirimkan berbagai karyanya untuk di kirim mengikuti berbagai event lomba. Itu berarti penulis belia itu selalu menggunakan kesempatan terbaik untuk meraih terbaik. Dia selalu menulis, menulis dan menulis hingga hasilnya memang cemerlang. Sedang saya, nulis masih ogah-ogahan. Blog kadang bolong. Kalaupun isi, isinya entahlah nggak ada mutunya.
Jadi saya harus kembali menata ulang lagi impian saya untuk menjadi penulis yang diakui di dunia kepenulisan. Saya tanya lagi alasan saya menulis itu apa? Kemudian mengistiqomahkan untuk menulis setiap hari. Jika ada yang bolong saya harus segera ganti. Mencoba mengikuti berbagai event lomba kepenulisan, untuk menguji sejauh mana kemampuan saya di bandingkan dengan penulis - penulis hebat lainnya.
Dan satu lagi yang tidak boleh tinggal, pantang menyerah.(end)
KITA PASTI BISA!
ReplyDeleteiya audrey
DeleteSemangat
This comment has been removed by the author.
Delete