www.pixabay.com |
“Kamu tidak cantik lagi,” ujarmu di suatu pagi. Waktu itu aku hanya tersenyum. Sudah sering kau ucap kata itu padaku. Aku yang lebih sering berpenampilan awut-awutan di rumah mungkin tidak sesuai dengan keinginanmu. Bagaimana mungkin aku akan rapi selalu, pekerjaan rumah ini tak pernah usai. Rumah ini panas yang selalu membuatku berpeluh.
“Kamu tidak cantik lagi,” ujarku
padanya di suatu pagi. Tubuhnya yang tidak ramping lagi di balut dengan daster
tanpa lengan, rambut pendeknya seolah tak di sisir lima hari. Aku tak
mengenalinya lagi. Bahkan kamu kalah dengan Yumi pembantu tetangga sebelah yang
selalu berpenampilan seksi dan wangi.
“Kamu tidak cantik lagi,” kalimat
itu diucapkan kepada wanitanya di suatu pagi. Ah aku tidak percaya. Aku masih
melihat garis kecantikan di wajahnya yang ayu. Aku setiap hari bertemu dengan
wanitamu. Membeli susu, tahu dan sapu di warung Putu. Atau menu-menu yang lain
yang dia ceritakan untuk membahagiakan perutmu.
“Kamu cantik, aku ingin
menikahimu,” aku mendengar dia berbisik di telepon disuatu pagi. Pasti dengan Yumi.
Pembantu tetanga sebelah yang cantik dan seksi. Katanya aku tidak cantik dan
menarik lagi. Dia ingin berpaling dan membahagiakan hati.
“Kamu cantik, aku ingin
menikahimu,” ujarku pada Yumi di telepon pada suatu pagi. Yumi hanyak terkikik.
Aku semakin tertarik. Apalagi wanitaku sudah tidak cantik dan menarik. Hatiku ingin bahagia
dengan Yumi hingga mati.
“Kamu cantik, aku ingin
menikahimu,” bisikmu di telepon di suatu pagi. Aku hanya terkikik. Terlebih mendengar
jika kamu menyebutnya sudah tidak cantic dan menarik. Aku cantik dan menarik. Belajar
dari nyonyaku menyapu lipstik.
Pagi ini ada berita menarik. Kamu
dan Yumi mati disengat listrik.
Hiiiiii..... Tangan dingin.....
ReplyDeleteihh ngeri kali endingnya
ReplyDeleteKereeen mbak...
ReplyDeleteTulisan cerdas...
Endingnya menohok
Heheheh
Kereeen mbak...
ReplyDeleteTulisan cerdas...
Endingnya menohok
Heheheh
Diam2 mbak wid....
ReplyDeletengeri skali akhir tulisannya..
ReplyDeleteTran Ran
Mba Wid... rima pas ending-nya itu ga nahan banget... diam-diam membius.
ReplyDeleteKereeeen, Mbak Wid.
ReplyDeleteWow...si tak cantik lagikah pelakunya? Keren mba wid...
ReplyDeletewkwkwkw mati kau
ReplyDeleteMbak wied... Kejaam..
ReplyDeleteMbak wied... Kejaam..
ReplyDeletewah ngeri endingnya mba :D
ReplyDeletehoror ficti ya mbak
ReplyDeletembak wid kereeen iiih...aku belum.bisa begini
ReplyDeletembak wid kereeen iiih...aku belum.bisa begini
ReplyDelete