![]() |
www.pinterest.com |
Seorang
gadis manis terpekur menatap semangkok sup buah dihadapannya. Berbagai macam
buah tercampur disana. Tetapi hanya satu aroma buah yang menguarkan sebuah
kenangan. Aroma yang dulu tidak disukainya. Aroma yang akhirnya membawanya
untuk mengenal seseorang. Seseorang yang sulit disentuh tapi begitu memikat
aromanya. Mengendap dihati dan pikirannya setiap waktu.
##
Kita
bertemu dan bersatu di sini, dalam semangkuk sup buah segar yang menguapkan
aroma gurih. Entah sudah berapa lama kita selalu bersama. Dulu kehadiranmu tak
pernah ku perhatikan. Tiba-tiba kau hadir diantara kami, memberi warna dan
aroma tersendiri.
Aku
masih tak peduli denganmu. Hingga hiruk pikuk dan bisik-bisik membicarakan
tentangmu, membuatku mengalihkan perhatian sejenak kepadamu. Semua membicarakanmu,
dengungannya terdengar seperti ribuan sayap lebah yang berkumpul di depan kedua
telingaku. Sedikit mengganggu.
Kau
memang begitu memikat, kata mereka. Sanjungan yang tiada henti, dan akhirnya
setumpuk kekaguman lebih banyak mengalir untukmu. Ku pandang kau dari sini,
menikmati setiap gerak tingkahmu, menikmati semua tutur katamu. Aku harus
mengakui, aroma yang kau keluarkan sungguh istimewa. Dan bukan saja aroma yang
kau baurkan yang membuat mereka setiap saat mendekat dan mencarimu, kau pun
ternyata mempesona lidah penikmatmu.
Sejak
saat itu, porsi waktuku semakin banyak tersita untuk memperhatikanmu. Aromamu
sudah begitu lekat diindera penciumanku. Dan semakin meriuhkan semangkuk sup
gurih ini. Ketika aromamu menghilang, sunyi sepi pun menggelayut datang.
Aku
ingin melihat bentuk rupamu yang utuh. Ah ternyata, kulitmu memang kokoh dan
terlihat exotis bahkan begitu terlihat sulit untuk disentuh. Serasa kulitku
akan terluka jika menyentuhnya. Lalu bagaimana aku bisa mendekapmu erat? Namun
hatiku tak memungkiri jika aura yang kau keluarkan memang menggoda dan tak
terbantahkan lagi.
Aku
tahu jika kau yang selalu teringat dikepala mereka. Tak pelak jika kau
teristimewa di antara kita semua. Aku semakin mengagumimu, ketika sikapmu tetap
tidak jumawa. Meski pada akhirnya kita bersama dalam semangkuk sup buah, sedang
lidah para penikmat hanya menyimpan aroma dan kelezatanmu di benak mereka.
Dan
pada saat itu, kau mendekat kepadaku kemudian membisikkan kata-kata, ”Tak perlu
kau takut untuk mendekat bahkan mendekap asli rupaku. Kau hanya perlu
mengenalku dan memegangnya dengan penuh perasaanmu. Aku akan menyambut
dekapanmu.”
Aku
tersenyum. Kau diantara kami; apel, buah naga, melon, nata de coco, pepaya,
rumput laut yang telah disiram dengan santan kental dan susu kental manis. Dan segunung
kecil kristalan batu es menutup sempurna kita. Namun kau yang tetap membuat
kami begitu menggoda.
Dan
akan kukabarkan kepada gadis yang sedang duduk terpekur menatap kita, pesan
yang pernah kau bisikkan kepadaku. Karena aku dan gadis itu sama-sama
terpikat oleh aromamu, Durian. (end)
#Tantangan Cerpen kuliner
#one day one post
#one day one post
Aku ga suka durian... Pening langsung kepala bund :(
ReplyDeletesip..sip sipp.kalau pesan nggak usah pakai durian ya..
DeleteWow
ReplyDeletekenapa mbak karin?
Deletewow juga lah
Keren bun wid, suka, ajariinnn bun
ReplyDeleteterimakasih
DeleteIh keren ...
ReplyDeleteterimakasih mak pinn
DeleteWah ngiler, hihi
ReplyDeleteyuk, cicipi
DeleteJdi inget es campur nihh..hehe...
ReplyDeletehahahahaha...es campur durian enak ya
DeleteSaya suka ceritanya, Mba. Keren. Dia memang istimewa namun tidak jumawa.
ReplyDeletesiapa?
Deletedurian? durian kan emang istimewa...
Penulis dengan penganalogian yang apik. Itu ciri khas tulisanmu yang paling nempel di benakku, Mba Wid :) ...
ReplyDeleteterimakasih intan legita
Deletekembali kasih mba Wiwiiiid..
Deleteanyway, mba tau arti "legita" pada namaku kah? :D
Mauuuu durian..
ReplyDeleteAku juga mau duriannnn.....*ngelapileran.
ReplyDeleteDeskripsinya uapikk mba..