![]() |
http://infobuahmangga.blogspot.com/ |
“Bu, bolehkah saya memetik mangga itu?” seorang gadis muda berusia 20 an tahun datang padaku siang itu. Aku tak mengenalnya. Kupandang sosoknya, seorang gadis berwajah hitam manis, bertubuh tinggi sedang dengan jilbab warna hitam. Sorot matanya teduh, gigi putihnya berbaris rapi. Gamis birunya berkibar di tiup angin kencang. Gadis menarik, pikirku
Pohon mangga di depan rumahku,
usianya belum begitu tua. Baru sekitar tiga tahunan yang lalu, saat aku
menenempati rumah baru ini. Meski begitu batangnya sudah tumbuh tinggi
menjulang kokoh, daun rimbunnya membuat rumahku semakin sejuk. Dan selalu
berbuah lebat.
Anehnya, selalu hanya ada satu
buah mangga yang terlihat ranum. Akhir-akhir ini banyak sekali gadis-gadis yang
tergoda untuk memetiknya. Aku hanya bisa menyediakan jolok, untuk memudahkan mereka memetiknya. Kata seorang pencinta buah-buahan, pohon manggaku adalah jenis
mangga manalagi istimewa. jarang di temui.
Gadis manis itu segera mencoba
menjoloknya. Meskipun jolok itu sudah mengenai pas mangganya, namun mangga itu tidak mau
terlepas dari tangkainya. Aneh sekali.
Aku yang duduk di bangku teras
heran melihatnya. Mencoba mendekat dan membantunya. Aku pun tak bisa.
Sejenak
lirih kudengar sebuah suara,”Ibu aku tak mau pergi di bawanya, dia masih begitu
muda. Tolong sampaikan padanya, aku akan rela dibawanya jika dia sudah
menyelesaikan studynya.”
Mungkinkah
mangga itu yang berkata-kata? Kupandangi sekeliling. Tidak ada siapa-siapa
selain gadis itu yang sedang mencoba menjolok buah mangga. Kupandang mangga
manalagi yang ranum itu. Aku yakin suara itu darinya. Hingga akhirnya gadis itu
pergi dengan wajah kecewa.
Setiap hari selalu saja datang
gadis-gadis yang mencoba mengambilnya. Setiap gadis itu mencoba mengarahkan
joloknya dengan pas, memutarnya, mencoba melepaskan dari tangkainya. Selalu
sebuah suara terdengar dan pesannya selalu sama. Hingga kemudian aku yakin jika
itu pesan darimu, mangga manalagi yang sedang ranum.
Seorang gadis manis berkerudung
lebar warna ungu datang padaku sore itu. Duduk di depanku. Kemudian mengalirlah
sebuah cerita. Sudah lama dia juga tertarik untuk mengambilmu. Namun melihat
begitu banyak gadis gagal, gadis itu menjadi ragu. Namun aku menasehatinya
untuk mencoba memetiknya, dengan imbuhan nasehat untuk tidak kecewa degan hasil
akhirnya.
Gadis itu mengambil jolok itu
dengan riang, mengarahkannya pada mangga ranum di atas, mencoba memutarya. Kali
ini aku tak mendengar apa-apa. Aku sedikit lega. Akankah gadis manis ini yang
akan sanggup membawamu pergi?
Namun tak lama kemudian terdengar suara yang
sudah ku kenali, “Dia masih terlalu muda. Aku tidak yakin jika dia benar-benar
ingin memilikiku. Sampaikan padanya, jika mungkin dia hanya bersikap seperti
gadis-gadis yang lainnya yang mencoba mengambilku selama ini.”
Gadis itu bermuram durja.
Semangatnya turun drastis. Keriangannya entah menguap kemana. Aku tahu karena
gadis itu selalu datang padaku setiap hari. Bercerita tentangmu. Kemudian
menengokmu, memastikan jika kamu belum di petik dan di bawa pergi oleh gadis
lain. Gadis itu berkata, jika mangga manalagiku menjadi terkenal seantero
negeri.
Hingga suatu hari seorang gadis
dengan kerudung abu-abu lebar. Dia memperkenlkan diri. Kemudian bercerita jika
mendengar ketenaran dari mangga manalagiku yang ranum. Gadis cantik, dengan kulit putih bersih, berperawakan sedang,
terlihat lembut dan cerdas dari cara dia bertutur kata.
Segera gadis itu beranjak,
mencoba menjoloknya. Berulang kali memutarnya untuk mencoba melepaskan mangga
itu dari tangkainya. Akuu tak mendengar suara kali ini, namun aku bisa
mendengar kebimbangan hatimu untuk segera terlepas dari tangkainya. Hingga
beberapa menit kemudian gadis itu belum juga berhasil. “Gadis itu sunguh matang
bu, namun aku harus melihatnya sunnguh-sungguh ingin memetikku. Katakan padanya
untuk sering datang kesini, aku ingin melihat kesungguhan hatinya untuk
memetikku.” suaranya muncul.
Gadis itu belum terlihat lelah,
namun kemudian aku menyampaikan pesanmu. Gadis itu terlihat bahagia. Wajahnya
terlihat berbinar, sesungging senyum tak lepas dari bibirnya. Ia berjanji datang lagi esok hari.
Aku menatapmu tak mengerti.
Namun aku tahu pesan yang kau sampaikan. bahwa jangan tergesa gesa untuk berusaha
memiiki sesuatu. Selalu ada perjuangan tanpa akhir untuk mendapatkan apa yang
kita cintai. Jangan pernah menyerah. (end)
#Hanya fiksi
#Murni fiksi
mbak, jadi ngiler lihat mangga nya
ReplyDeleteya mas, enak ya..
Deleteenak mbak, fotonya hehehehhe
DeletePesannya keren, ngena bund.
ReplyDeleteSemangaaat meraih kesuksesannnn....
terimakasih dik
Deletesemangat yuk
Makna tersiratnya dalem banget, mbak.
ReplyDeleteterimakasih anik
DeleteKeren pesannya mba.. Ngena..
ReplyDeleteBtw, baru kmren d.kasih mangga 😊
Mangga manalagi tuh bikin ngiler mba.. Hehe
mangga manalagi emang manis
Deleteterimakasih mas
Mba Wid diam-diam menghanyutkan.. Pendalaman dan pengolahannya apik. Aku bacanya sampai tahan napas, hahaha.
ReplyDeleteterimakasih nona editor
DeleteKeren, pengen bisa nulis bagus kaya gini 😞
ReplyDeleteaduh master odop bilang keren
Deleteterimakasih uncle
Beli mangga aja dua kg bere deh. Hihi peace. keren pesannya.
ReplyDeleteBagi dong
Deleteterimakasih gilang
Keren mba wid.. sukaa..
ReplyDeleteTerimakasih mbak irma
DeletePesannya Bagus, mba. Hebat.
ReplyDeleteTerimakasih Mb na
DeleteNggak komen..kabeh wes komen
ReplyDeleteLha iki wis komen
DeleteLha iki wis komen
Deleteihh ngeri mangganya bisa ngomong...
ReplyDeleteImaginasi, hati nurani
DeleteImaginasi, hati nurani
Deleterenungan u/ tidak tergesa-gesa apalagi kalo belanja.. haddehhh -_-
ReplyDeleteHaha, Kak Tran lucu banget. Kesimpulannya unik sendiri. Keren, keren.
DeleteHebat nih bisa kepikiran ide kayakgitu dari mangga..
ReplyDeleteWow....
ReplyDelete