Skip to main content

MIMPI (YANG TERENCANA)

www.pixabay.com

Semua orang pasti punya mimpi. Mimpi untuk menjadi menjadi seseorang yang lebih baik dari pada sekarang. Masalahnya selama ini, apakah langkah kita setiap hari sudah berlari menuju mimpi tersebut?

Dan saya teringat novel Sabtu Bersama Bapak, lebih tepatnya saya membaca ebooknya. Novel ini  benar-benar memukau, meski beberapa bagian ada bagian khusus untuk dewasa. Dewasa dalam artian seharusnya sudah memiliki pasangan hidup yang sah berapapun usianya.

Novel yang mengisahkan tentang nasehat-nasehat yang ditinggalkan seorang ayah untuk kedua anaknya. Idenya sungguh keren. Dan saya yakin, Aditya Mulya harus melakukan riset hingga novel ini akhirnya ini bisa disajikan dengan ringan tetapi sangat memikat dan penuh pelajaran yang bisa diambil.


Di novel Sabtu bersama bapak, pada halaman 154, dengan subtitle: 16 tahun ke atas. Di sana Bapak menyampaikan sebuah nasehat.

Yang igin bapak bagi adalah cerita tentang mimpi.
Beberapa orang dapat mengubah dunia dengan mimpi mereka. Henry Ford bermimi dapat bepergian tanpa kuda. Dia membuat mobil. Steve Jobs bermimpi bisa mendengar lagu tanpa kaset atau CD sambil berjalan. Dia buat Ipod.
Pak Openg, bermimpi bahwa dia dapat membuka toko. Tapi dia tidak pernah membuka toko sampai mati.
Apa bedanya Fords, Jobs dan Pak Obeng?
Bapak ceritakan persamaannya dulu ya.
Persamaan mereka adalah mereka setiap hari bangun tidur dengan semangat baru karena mereka punya mimpi.
Bedanya Jobs dan Ford mengkristalisasi mimpi itu dengan rencana. Rencana itu mereka eksekusi dengan kerja keras. Ketika mereka gagal, mereka coba dengan cara lain. Plan A nggak jalan, mereka coba Plan B, plan C. Pak Openg, tidak pernah menuangkan mimpinya dalam bentuk rencana. Apalagi bekerja untuk mewujudkan rencana itu.
Mimpi hanya akan terrealiasai jika kita melakukan Planning untuk merealisasikan mimpi itu. Jika tidak kalian hanya akn buang waktu.
………………………………………..”
Begitu sepenggal nasehat yang diutarakan Bapak dalam subtitle 16 tahun ke atas.

Membaca pesan bapak ini, saya seperti dinasehati juga. Bahwa ternyata selama ini, hidup saya hanya mengalir saja. Meski mimpi yang saya miliki menggunung. Bahkan untuk mewujudkan mimpi saya menjadi seorang penulis, hanya saya lakukan ala kadarnya diantara waktu senggang saya. Bukan menyempatkan diri untuk komitmen menulis secara rutin setiap hari.

Kata Planning ini tiba-tiba saya pun ingat Dora. Dora selalu berteman dengan peta, untuk mencapai tujuannya. Selalu ada beberapa tempat yang harus dia singgahi dulu, dan selalu ada rintangan yang harus dia hadapi. Dan akhirnya Dora sampai ke tempat yang ditujunya.

Pelajaran apa yang bisa diambil dari nasehat Bapak di novel Sabtu Bersama bapak dan Dora? Bahwa untuk meraih sebuah mimpi besar yang bisa mengubah hidup kita lebih baik, maka kita harus segera membuat planning yang baik dan komitment yang kuat untuk menjalankan planning tersebut, melewati segala rintangannya.

Bermimpi jadi penulis? Planningnya adalah menulis setiap hari, membaca lagi, menulis lagi. Kemudian satu tulisan yang terbaik yang saya buat, saya berikan ke teman-teman yang saya anggap sudah matang dalam dunia ke penulisan untuk kritik dan sarannya. Mencoba mengirimkannya ke media. Kemudian, nulis lagi, baca lagi, nulis lagi, coba ke media lagi. Itu mungkin planning kecil saya untuk saat ini.


Bagaimana dengan teman-teman? 

Comments

  1. Sama. Masih jadi *planning kecil* yang sedang berproses tumbuh besar, insya Allah

    ReplyDelete
  2. Planning. Sedang berproses nih, mba
    Terimakasih. Tulisannya mengingatkan dan memotivasi.

    ReplyDelete
  3. Mimpiii adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia...
    Begitu kata Niji
    Hehehe

    ReplyDelete
  4. Mimpiii adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia...
    Begitu kata Niji
    Hehehe

    ReplyDelete
  5. Bintangi pesannya. Membaca-Menulis-Membaca-Menulis....
    Terimakasih kawid:)

    ReplyDelete
  6. Wuiihhh... Kesindirrr .... Mksii bund wid, kereeenn...

    ReplyDelete
  7. Ah.. saya baru punya mimpi, perencanaannya masih acak-acakan.

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. Terima kasih bun wid saya langsung termotivasi

    ReplyDelete
  10. Hiks...hiks..jadi diingatkan lagi tentang impian.besar

    ReplyDelete
  11. Pokoke nulis.
    Salah bener urusan mburi 😂

    ReplyDelete
  12. Planning, writing, sharing and inspiring. Not just dreaming ya, Mbak Wid :)

    ReplyDelete
  13. Nice mbk Wid. Ya, semua butuh rencana dan perencanaan itu jangan asal-asalan harus jika tidak ingin gagal. Tapi jika gagal, mungkin kita bisa beralih ke rencana selanjutnya. Hehehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,