![]() |
www.4muda.com |
Meski
nggak ada yang ingin tahu latar belakang saya dalam membuat cerita berjudul
perang dalam Bahasa jawa, tetapi kali ini saya akan sedikit menjelaskan latar
belakang mengapa cerpen perang itu akhirnya tercipta.
Akhir-akhir
ini cerpen-cerpen ataupun puisi yang saya tampilkan di blog adalah cerpen
sekali jadi tanpa endapan. Saya biasa membuatnya diantara waktu istirahat makan
siang. Entah mengapa akhir-akhir ini justru saya merasa buntu untuk
menyelesaikan tulisan dengan ide yang sudah terlebih dulu saya ramu. Namun justru
cerpen-cerpen yang spontanitas itu saya rasa lebih baik darpada empat cerpen
saya yang gagal saya selesaikan dan sekarang masih mengendap di folder pribadi.
Ide
awal cerpen itu sebenarnya akan saya buat dalam Bahasa Indonesia. Tetapi kemudian
terbersit di hati saya, jika ingin membuatnya dalam Bahasa jawa. Saya juga
ingin menguji kemampuan saya dalam berbahasa Jawa mengingat saya yang sudah
terlalu lama merantau, dikelilingi dengan teman-teman yang selalu berkomunikasi
dengan Bahasa Indonesia, di tambah suami saya juga bukan orang Jawa, maka
keseharian Bahasa yang saya gunakan adalah Bahasa Indonesia. Dan saya tidak
menyangka bisa menyelesaikan cerpen perang tersebut.
Saya
juga teringat dulu masa-masa kecil, ayah saya selalu membawakan majalah Djaka Lodhang.
Majalah berbahasa jawa yang selalu saya ulang-ulang membacanya jika stok bacaan
tidak ada.
Sebenarnya
ide tulisan tersebut amat sangat sederhana. Dan saya yakin jika saya harus
menulisnya menggunakan Bahasa Indonesia, maka saya harus bisa memolesnya
sedemikian rupa hingga endingnya bisa terasa “WOW”.
Ketika
saya selesai publish di blog, berbagai komentar positif muncul dari teman-teman
komunitas ODOP. Tentu saja saya harus jujur jika saya merasa senang mendengar
komentar mereka. Pak Parto dan Kang Heru
yang selama ini tulisannya lebih sering nguri-uri kebudayaan (jawa) saya minta untuk memberi kritik dan saran. Kemudian
teman-teman yang lain terutama yang tidak mengerti sama sekali Bahasa jawa,
meminta saya untuk menuliskannya menggunakan Bahasa Indonesia.
Sebenarnya
tidak mudah menceritakannya kembali dalam Bahasa ndonesia. Seharusnya Bahasa interpreter yang perlu di gunakan untuk
menceritakannya kembali, bukan Bahasa translate.
Karena akan mempengaruhi feel dari
cerita itu sendiri. Namun karena keterbatasan kemampuan saya, saya coba
membuatnya dalam Bahasa Indonesia. Dan saya berharap, paling tidak teman-teman
yang tidak bisa mengerti Bahasa Jawa tahu maksud dari cerita Perang versi Bahasa
jawa tersebut. Meski saya rasa, feelnya
akan terasa jika kita mengerti Bahasa jawa. Karena saaat saya membuatnya, saya
benar-benar menginajinasikan dalam suasana “jawa”.
Akhirnya
saya hanya bisa mengucapkan terimakasih atas apresiasi teman-teman semua yang
telah membaca tulisan saya, terutama cerpen perang ini. Sekali lagi terima
kasih. Semoga saya dan teman-teman semua selalu bisa memberikan manfaat dari setiap
tulisan yang kita buat. Mari tetap
kobarkan semangat untuk menulis tiap hari.
Batam 12.40 pm
I was here
ReplyDeleteThank you
DeleteI was here
ReplyDeleteYeaayy :D.. *tepuk tangan yang meriah*
ReplyDeleteBig Applause
DeleteAinayya belom baca. Baca dulu ah...
ReplyDeletebaca Ai
Deletesemangat....
ReplyDeleteehhhh tapi itu ngomong-ngomong emang sengaja terimasakih atau typo mba wid?? hehehe
ReplyDeleteHahahahaha..parah kali typonya
Deleteterimakasih Mas
Sama2 bund, hhii...
ReplyDeleteSiip, Mbak Wid :)
ReplyDeletehoreeee...kece mbakku
ReplyDeleteayoo semangat menulis kk.. hehhe
ReplyDeleteKeren mba wid. Saya jd bljr bhsa jawa dari sini
ReplyDeleteKeren nih tulisannya mba wid :)
ReplyDeletebahasa jawa aku sendiri sedikit paham, namun terkadang mengucapkannya susah.. hehe
Semangat buat ODOP nya (y)