![]() |
sumber:www.pixabay.com |
Hari
ini entah sudah berapa ribu tetes tinta kutorehkan hanya untuk menulis
tentangmu. Jika setiap hari aku menorehkan 1000 tetes tinta saja, mungkin hari
ini sudah jutaan tetes tinta kugoreskan untuk mengabadikanmu. Namun kuingat
lagi, hari ini adalah hari ke 365 sejak hari pertama aku menggoreskannya.
Hitung saja, mungkin sekitar 365000 tetesan tinta, semuanya mengukir tentangmu.
Tapi
benarkan tetesan itu bisa kuhitung dengan sempurna? Tidak rasanya. Aku hanya
mengira-ira, agar kalian bisa membayangkan betapa aku tidak pernah menunggu
hingga tinta sebelumnya mengering untuk menggoreskan segala tentangmu.
Namun
kamu perlu tahu, terkadang kadar tetesan tinta itu tak sama. Di hari ketika aku
bahagia mengenangmu, tanganku tidak berhenti menggoreskan tetesan tinta untuk
melukis indah tentangmu. Berlembar-lembar cerita terlukis disana.
Disuatu
hari aku tidak menggoreskan tinta dilembaran kertas putih itu, selain hanya
sebuah titik. Kamu tahu apa arti titik itu? Mungkin kamu bertanya-tanya, apakah
aku kehabisan tinta? Hingga tetesannya hanya cukup untuk menulis satu titik
saja?
Tentu
tidak. Tetesan tinta itu keluar dari pena istimewa. Pena limited edition yang kubeli disebuah toko buku ternama, dengan
harga jutaan rupiah. Tintanya pun selalu siap sedia disana. Pena itu istimewa, tetesan
tintanya hanya kugunakan khusus untuk menorehkan cerita tentangmu.
Jadi
kenapa aku hanya menorehkan satu titik dilembar kertas putih itu? Mari sini
kuberitahu. Ketika ceritaku hanya berisi satu noktah hitam itu, itu disebabkan karena
aku tidak bisa bercerita lagi tentangmu. Bukan karena aku sudah melupakanmu.
Semua karena begitu membuncahnya isi hatiku. Aku tidak bisa mengendalikan
aliran kata yang keluar dari otakku, aliran yang begitu cepat. Mungkin
kecepatanyya 360km perjam. Jemariku tidak bisa mengimbanginya untuk
menerjemahkan dalam rangkaian kata. Hingga kemudian aku hanya bisa
menggambarkan setiap aliran kata-kata indah itu dalam sebuah titik. Titik itu
adalah kamu, dan lembaran putih itu adalah hatiku. Kamu seperti itu. Ketika
kamu hadir dihatiku, pusatku hanya kamu. Memenuhi ruang sempit dihatiku.
Tadi
pagi aku bertanya pada penaku, apakah dia lelah menorehkan tintanya untuk mengabadikanmu?
Kata-kata apa yang membuatnya bosan ketika jemariku menggerakannya untuk melukiskanmu?
Pena menjawab jika dia tidak pernah lelah dan bosan. Bahkan ada satu kalimat
yang membuatnya tetap bahagia, meski mungkin kalimat itu sudah tidak terhitung
berapa jumlahnya ia torehkan. Tahukah kamu kalimat apa yang disukai penaku?
Kalimat itu adalah “aku cinta kamu”. (end)
#Inspired by “You”
Siapa sosok "You" itu?
ReplyDeleteKereeen mbak
You is Kamu
DeleteKereeen... Mba Wiwid...
ReplyDeleteTerimakasih iffah
Deletespeechless aku, mba...
ReplyDeleteNgomong aja
DeleteIhiiuuuuwww mba wiiiid
ReplyDeletePrikitiew antika
DeleteSo sweet. I love you
ReplyDeleteI love you too
DeleteSweet bangeet bun..
ReplyDeleteSo sweet
DeleteSiapa yaaaa
ReplyDeleteKereeeeen bangettt. Izin share lagi ya mbak :)
ReplyDelete