Skip to main content

Kasihmu Sepanjang Masa

Google Search

“Bagaimana kabar anak anakmu?” suara serak di ujung telepon menanyakan kabar cucu-cucunya. Seperti biasa itulah pertanyaan pertama setiap ibu meneleponku. Paling sedikit sebulan sekali ibu meneleponku.
Ibu tak pernah menanyakan kapan rencana kepulanganku. Beberapa waktu lalu bahkan justru ibu yang mengunjungi kami. Oleh-oleh yang menggunung tak lupa dibawanya. Semua adalah makanan kesukaanku, tak lupa juga penganan kecil untuk cucu-cucunya.  Bahkan cabe, bawang merah dan beras pun dibawanya.
“Berat bu,” ucapku. Ibu hanya tersenyum dan kemudian berkata,”Aku nggak tiap hari datang kesini. Lagian di sini semua mahal. Nah itu beras hasil sawah, digiling di tempat Pak Marno. Kamu pasti seneng, berasnya pulen.”
Airmataku merembes melihat wajahnya yang berbinar bahagia bisa membawakanku makanan-makanan nostalgia. Kemudian hari-hari selanjutnya aku akan dibuat terdiam menyaksikan ibu memasak di dapur. Setiap hari tentu menunya berbeda. Ada lethok, masakan tempe busuk dicampur tahu plus santan kental. Ini salah satu makanan kesukaanku.  Lebih lezat lagi dimakan dengan sayuran hijau. Kemudian lodeh terung, sambal kerecek plus kentang, sayur brongkos, urap dan lain sebagainya. Semua terasa lezat dilidahku.
“Ibu tinggal disini saja ya. Kalau nanti bosen, ibu jualan nasi uduk di depan rumah,” tawaranku sebelum ibu pamit pulang. Baru dua minggu ibu tinggal di sini, tapi kampung halaman terasa memanggilnya.
“Nanti rumah bapakmu ngak ada yang ngurus, rubuh. Itu peninggalan paling berharga dari bapakmu. Dan juga si Bleki nggak ada yang ngasih makan.” Bleki adalah kucing hitam yang tinggal sama ibu.
Akhirnya pagi itu kami mengantarkan ibu ke bandara. Sebelum masuk ke ruang tunggu, ibu hanya berdoa semoga kami dimudahkan rizkinya sehingga bisa setiap saat menengoknya di Jogja.
Dari ibu aku banyak belajar, bahwa cintanya tak pernah mati untuk kami anak-anaknya. Ibu yang tak pernah mengharapkan apapun dari anak-anaknya kecuali anak-anaknya bahagia. Setiap dia kangen dengan anak-anaknya yang jauh merantau, dia sempatkan untuk terbang dan menengoknya. Aku hanya selalu berpikir, apakah hal yang telah kulakukan untuk membuat ibu bahagia? Sedang cintanya tak terhingga sepanjang masa. (end)

#Onedayonepost challenge

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,