![]() |
koleksi pribadi |
Judul Buku :
Permen! Belajar Empati
Penulis : Nurhayati
Pujiastuti
Penerbit : Al
Qudwah Publishing
ISBN :
978-602-317-305-1
Cetakan ke :
Pertama, 2016
Harga : Rp.
49.000
Buku ini berisi
lima belas cerpen yang ditujukan untuk anak-anak. Namun bukan berarti orang tua
tidak bisa mengambil pelajaran dari buku ini. Cerpen-cerpen yang berisi pesan
moral ditujukan untuk mengasah empati anak-anak sejak kecil. Dikemas sangat
apik dengan ilustrasi warna-warni, dan diakhir cerita selalu ditambahkan
nukilan arti ayat-ayat Alqur’an ataupun hadist yang menegaskan pesan tersirat
dari cerpen tersebut.
Cerita pertama
diawali kisah seorang anak SD yang bernama Binbin. Binbin merasa kebingungan
belum menyelesaikan pembayaran uang SPP. Ibunya yang seorang penjaja kue, belum
memiliki uang untuk membayarnya. Siang itu seusai sekolah, ketika teman-teman
Binbin mengajaknya bermain, Binbin lebih memilih untuk membantu ibunya
berjualan. Sepanjang jalan hingga tempat yang biasanya ramai hari itu sepi. Belum
ada satupun kue yang terjual. Namun ibu Binbin selalu menyemangati, bahwa rezeki
itu tidak akan pernah tertukar. Hingga akhirnya, seorang bapak memborong semua
kue mereka, karena ada tamu dirumah yang menjenguk anaknya yang sedang sakit.
Diakhir cerpen
pertama ini penulis menambahkan arti ayat Alqur’an yang berbunyi, “Hai orang-orang beriman, jadikanlah Sabar
dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar (Qs Al-baqarah : 1)
Cerpen pertama ini
mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu sabar dan berusaha, dan sebagai orang
tua kitalah yang harus menanamkan semangat pantang menyerah itu.
Kemudian ada cerita
lain yang berjudul Sebelah Telur Mata Sapi. Cerpen ini bercerita tentang Mei
yang membawa bekal hanya separuh telur mata sapi ke sekolahnya. Di sekolah, Mei
mempunyai seorang teman yang bernama Tania. Bekal Tania adalah lauk-lauk yang
lezat. Namun anehnya Tania merasa bosan dengan bekal-bekalnya. Kata Tania, itu
semua disebabkan karena mama Tania yang setiap hari selalu membawakan bekal
yang hampir sama. Hingga kemudian Mei mengajak tania untuk berkunjung ke
rumahnya. Dan ternyata Tania sangat menyukai masakan ibunya Mei, sambal terung
dan sayur lodeh. Diakhir cerita , Mama Tania mulai pesan masakan-masakan
Ibunya Mei.
Dari cerita ini
kita diajari untuk selalu bersyukur dengan nikmat yang Alloh berikan, dan jika
kita bersyukur maka Alloh akan menambah nikmat-Nya. Sedang pesan moral untuk
orangtua adalah alangkah baiknya sebagai orangtua mempunyai keahlian untuk
memasak berbagai macam masakan, sehingga anak-anak tidak bosan untuk
mencecapnya.
“…Sesungguhnya jika kamu
bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu…(HR Ibrahim: 7)
Limabelas tulisan
Mbak Nur ini ditulis dengan sederhana dan mudah dipahami. Hal itu tidak lepas
dari pengalaman menulis Mbak Nurhayati yang sudah sekian lama malang melintang
di dunia kepenulisan. Juga karya-karyanya yang sudah sering memenangi
perlombaan dan juga dimuat di berbagai media nasional.
Buku ini juga
berbonus lembar mewarnai dibeberapa lembar akhir. Sangat recomended
sekali untuk bacaan anak-anak dan juga orangtua agar belajar mengasah empati
dari lingkungan sekitarnya. (End)
Comments
Post a Comment