![]() |
sumber:www.pixabay.com |
Kulihat
gerak-geriknya yang gelisah. Matanya menatapku dari balik celah pintu yang
sedikit terbuka. Mata yang tajam, mata yang membuatku nyaman berada di dekatnya.
Di ruangan dari bebatuan ini, dingin menyentuh kulitku.
Kata penuduk desa,
aku sudah gila. Aku yang suka memainkan
biola di tepi danau, kemudian berbincang dengan air danau yang tenang di setiap
sore yang temaram.
“Aku akan
membawamu ke kastilku,” sosok ular naga
muncul tiba-tiba di hadapanku di suatu sore. Kepalanya mendekat dan matanya yang
tajam menatap bola mataku lekat. Aku terperanjat. Biola terlempar ke tepi
danau, ujungnya hampir menyentuh air.
“Jangan takut, aku
menyukai musik yang kamu mainkan. Panggil aku Dragen” ujarnya tenang.
Tubuhku menggigil,
ketakutan. Perlahan aku tersadar jika sorot matanya menggambarkan ketulusan. Suara
Dragen terdengar begitu tenang. Aku seperti terhipnotis, mengikuti setiap geriknya. Kini aku berada di kastil
tempat dia berada selama ini. Dingin tetapi menyejukkan, pun menawarkan aura
persahabatan.
#Tantangan Onedayonepost
Comments
Post a Comment