![]() |
www.bintang.com |
Pernahkah kalian
merasa kehilangan sesuatu yang berharga karena waktu atau kesempatan yang
hilang? Mungkin sudah ya, seperti contoh kecil, kita habiskan waktu untuk main
game atau chit-chat, sedangkan seharusnya saat itu adalah saatnya kita harus
menyelesaikan tugas-tugas yang wajib harus diselesaikan, misalkan contoh kecil
adalah belajar, atau menyelesaikan tugas akhir sekolah.
Atau mungkin dalam
urusan cinta, kita kehilangan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
sesungguhnya kepada pasangan hidup kita, kepada seseorang yang kita cintai,
hingga kemudian dia pergi meninggalkan kita. Penyesalan bertubi-tubi, karena
menunda waktu, nanti-nanti, akhirnya seseorang itu pergi dan tidak mengetahui
apa yang kita rasakan.
Cerpen berjudul
tigapuluh menit karya Isa Alamsyah ini, mungkin juga bisa jadi pembelajaran
kita semua. Tigapuluhmenit menit yang berharga menyebabkan baanyak orang
kehilangan sesuatu yang berharga.
Cerpen ini berkisah
tentang sebuah keluarga yang harus kehilangan segalanya karena kehilangan
tigapuluh yang dilalaikan sopirnya. Seorang Ayah yang memiliki sebuah
perusahaan besar harus kehilangan perusahaanya, kehilangan hartanya.
Karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaanya harus kehilangan penghasilan
karena perusahaan bangkrut. Seorang gadis SMA yang nyaris gila karena trauma
yang dideritanya. Seorang ibu yang gila karena kehilangan putri kecilnya. Semua
karena 30 menit yang sangat berharga.
Ayah adalah pemilik
sebuah perusahaan besar. Namun, ayah tidak suka menyetir mobilnya sendiri.
Meskipun dia bisa bertahan berjam-jam di depan komputer, namun dalam urusan
menyetir, ayah tidak bisa bertahan lama. Dia akan cepat diserang kantuk. Tentunya,
dia kemudian mengandalkan seorang sopir bayaran untuk mengantarkan setiap
mobilitas yang dijalani keluarganya. Setiap pagi, sang sopir harus mengantarkan
dia dan putrinya pergi bekerja dan sekolah.
Namun naas, pagi itu
sopirnya datang terlambat disebabkan sang sopir bergadang dan akhirnya bangun
kesiangan. Dia datang 30 menit terlambat dari jadwal yang telah ditentukan.
Sang ayah akhirnya
berinisiatif untuk mengantarkan kedua putrinya pergi kesekolah. Sebab juga
ayahnya tahu, hari itu saaat-saat pertama putri sulungnya masuk ke sekolah
sebagai siswa baru. Namun, sesuatu yang tak dibayangkan terjadi. Seorang gadis
kecil tentangga samping rumahnya, jatuh saat main sepeda tepat di depan mobil
yang mereka tumpangi. Ayah yang tidak terbiasa memegang kemudi, tidak siap akan
apa yang terjadi, dan akhirnya terlambat untuk berhenti. Suara gemeretak tulang
patah terdengar memilukan.
Karena kejadian itu,
sang ayah harus mendekam di penjara dan menjadi tempat pelampiasan kemarahan
para preman-preman narapidana yang telah tinggal di penjara jauh sebelumnya. Karena
kehilangan seorang ayah, putri sulungnya susah dikendalikan. Hidup liar bersama
geng-geng motor di sekolahnya. Karena kehilangan seorang ayah, putri bungsunya
mengalami trauma hebat dan harus berkonsultasi ke psikolog untuk kesembuhannya.
Pun kemungkinan dia harus kehilangan masa depannya jika tidak segera ditangani,
sedang mereka tidak memiliki lagi harta sama sekali karena semua asset telah
disita. Karena kejadian itu, seorang ibu gila karena tidak siap untuk
kehilangan putri semata wayangnya. Karena kejadian itu, seluruh karyawan
perusahaan marah karena perusahaan milik ayah bangkrut dan mereka telah tidak
digaji untuk 3 bulan masa kerja mereka.
Dari cerpen yang idenya
sederhana tapi unik ini kita bisa mengambl banyak pelajaran. Betapa ruginya
kita menyia-nyiakan waktu. Sang supir yang menyiakan waktunya untuk bergadang
hingga dia harus bangun kesiangan dan terlambat mengantarkan majikannya. Mungkin
dalam benak kita merasa geram dengan sang supir. Andai dia tepat waktu, tentu
semua ini tidak akan terjadi.
Cerpen ini ditulis
sangat apik dengan alur flashback dan
cara penyajian dibagi dalam berbagai fragmen yang menggambarkan akibat dari
kehilangan waktu tigapuluh menit yang berharga itu. Saya pribadi saat
membacanya tidak menyangka bahwa kisah itu akan menuju pada pentingnya 30 menit
waktu dalam hidup kita, meskipun judul dari cerpen itu seharusnya telah menggambarkan
isis dari cerita di atas.
Pesan penting dari
cerpen ini adalah jangan sia-siakan waktumu!
Tentu pesan ini
tidak bisa kita bantah lagi karena bahkan di dalam Alqur’an sendiri sudah
dituliskan betapa berharganya waktu,” Demi masa, sesungguhnya manusia (dalam)
kerugian, melainkan yang beriman dan beramal sholeh.”
Yuks belajar dari
cerpen ini dan mari kita perbaiki kualitas hiup kita dengan memanajemen waktu
sebaik-baiknya. (end)
Comments
Post a Comment