Skip to main content

Alamat Palsu

www.pixabay.com

Kamu melangkah di bawah terik panas yang menyengat, peluh membanjiri tubuhmu. Bayi kecil dalam gendongan, menggeliat kepanasan. Tangan kananmu memegang secarik kertas, menoleh ke kanan ke kiri. Seorang lelaki separuh baya kamu temui, tanganmu bergerak menyodorkan secarik kertas. Kepala lelaki itu menggeleng kemudian melenggang pergi.
Sepintas kepedihan terpancar di wajahmu. Namun, kakimu segera melangkah lagi. Di bawah pohon rindang langkahmu terhenti, menatap bayi di gendonganmu yang terlelap. Di kanan-kiri jalan, rumah-rumah berjejer rapi, nyaris sama bentuknya. Hanya warna cat yang membedakannya.
Sepuluh langkah kakimu membawa ke sebuah rumah cat berwarna biru. Angka yang tertempel di dinding rumah itu menarik perhatianmu. Angka yang sama persis dengan yang tertulis di kertas kumal yang kamu pegang. Langkahmu terhenti, menatap bergantian angka di sana. Kemudian, kamu melangkah masuk ke halaman yang tak begitu luas, mengetuk pintu perlahan.
Seorang perempuan muda, berkulit putih bersih, rambut hitam sebahu, tinggi semampai membuka pintu. Ayu, itu kesan pertamamu memandangnya.
“Benarkah ini rumah Pak Rahman?” tanyamu mencoba mencari kepastian.
Wanita di depanmu menggeleng ragu.
“Maaf, benarkah ini Perumahan Telaga Putri Blok A no 56?” tanyamu lagi ingin memastikan.
“Benar, tapi rumah ini bukan milik Pak Rahman,” jawab wanita itu meski terdengar ragu.
Wajahmu menyiratkan kekecewaan, dengan langkah gontai kamu menjauh dari halaman. Sejenak kemudian kamu hentikan langkah kaki, kepalamu menoleh lagi ke rumah bercat biru. Bayangan siluet menggambarkan sosok yang kamu kenal terukir dari balik jendela. Sosok yang kamu cari. Hatimu perih, airmata mengalir tanpa kamu sadari. Tubuhmu kaku, terpaku. Sejurus kemudian terdengar suara pecahan kaca dan teriakan wanita penuh kemarahan dari balik dinding bercat biru, iramanya jelas terdengar jelas di telingamu. Seiring kertas kumal yang terlepas dari genggaman, terbang tertiup angin. (end)

#Flashfiction
#Domestic Drama

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,