![]() |
sumber:www.kevinaprillo.blogspot.com |
Ini hanyalah kisah yang sudah biasa, tentang seorang Pangeran yang sedang mencari jati diri. Setiap hari dia berkeliling dunia. Hingga kemudian menemukan sebuah benda yang terdapat disuatu tempat yang langka, ketika banyak orang jarang mengunjunginya. Benda itu membuatnya jatuh cinta seketika. Benda di mana Sang Pangeran bisa melanglang buana, bertamasya ke negeri-negeri impiannya. Setiap hari sebagian besar waktu Sang Pangeran dihabiskan bersamanya.
Suatu hari Sang
Pangeran berjumpa dengan seorang puteri, di tempat dia menemukan benda itu. Sang Puteri membawa benda yang sama, yang
telah membuatnya jatuh cinta. Kemudian Sang Pangeran bertanya,”Maaf nona,
Apakah anda tahu siapakah pemilik benda seperti yang engkau bawa?”
Sang Puteri
tersenyum dan dengan lembut dia berkata,”Akulah pemiliknya.”
Hati Sang Pangeran
merebak. Dalam hati kecilnya berkata,”Dialah pendamping yang selama ini
kucari.” Sang Pangeran tidak ingin kehilangan jejak
Sang Puteri. Kemudian dengan tegas dia bertanya,”Jadi, dimanakah Nona tinggal?”
Sang Puteri
tersenyum dan berkata,”Di sinilah aku tinggal.”
Sang Pangeran pulang
dan mengutarakan maksud hati kepada Ibundanya tercinta. Sungguh, Sang pangeran
tidak ingin kehilangan Sang Puteri yang baru saja ditemuinya.
Sang ibunda Pangeran
bertanya, ‘Sudah yakinkah engkau mempersunting dirinya? Engkau bersanding
dengannya?”
Sang Pangeran tanpa
ragu mengangguk dan berkata,”Bunda, aku sangat membutuhkannya. Aku menemukan
cahaya dalam dirinya, hidupku akan lebih berwarna jika aku senantiasa
bersamanya.”
Sang Ibunda
tersenyum mengerti. Perhelatan besar dilaksanakan. Hingga kemudian lahirlah
pangeran-pangeran dan puteri-puteri kecil yang baik hati, pangeran-pangeran dan
puteri-puteri kecil yang mewarisi kebaikan Sang Pangeran dan Sang Puteri.
Setiap hari kehadiran pangeran-pangeran dan puteri-puteri kecil itu selalu
menginspirasi rakyat seantero negeri. Pangeran-pangeran dan puteri-puteri kecil
itu bernama Pangeran Cerita dan Puteri Cerita, yang terlahir dari Pangeran Baca
dan Puteri aksara. (end)
#Tulisan yang
terlalu dipaksa
Comments
Post a Comment