Apa
yang mempertemukan seorang penulis dengan penulis lainnya hingga mereka bisa
saling menyapa? Aku kira yang mempertemukannya hanyalah dua hal, buku dan
tulisan.
Begitulah
awal mula pertemanan kita, buku. Berawal dari sebuah event giveaway yang kamu
adakan di sebuah website yang kamu dirikan dengan Nikmatus dan akulah
pemenangnya. Sejak saat itu aku sering membeli buku yang kamu tawarkan,
buku-buku yang sudah tidak muat di rak bukumu. Beberapa di antaranya adalah
karyamu.
Janji
Bunga Matahari, itulah buku pertama karyamu yang aku baca. Buku yang berisi
kumpulan cerpen yang telah dimuat diberbagai media ternama, salah satunya
Femina. Tulisanmu lembut dan aku menyukai gaya penyampaiannya. Sedang, Janji
Bunga Matahari sendiri adalah sebuah tulisan yang bercerita tentang
persahabatan anak-anak SMA dengan setting Negeri Sakura. Kamu begitu hidup
menuliskannya. Ketika membaca Janji Bunga Matahari, aku bisa merasakan seolah
olah berada di Negeri Sakura.
Kemudian
kita bertukar sapa di Blogmu. Blog yang kamu isi dengan catatan wisata kuliner
dan juga sebuah cerbung yang berjudul You’re My Best Friend. Beberapa bab
sempat kamu torehkan di sana, ketika akhirnya kamu mengatakan jika You’re My
Best friend akan terbit di salah satu penerbit mayor.
Aku
memintamu mereview beberapa tulisanku, dengan senang hati kamu melakukannya.
Satu pesanmu yang hingga kini belum tunai kulakukan yaitu mencari karakter
tulisanku sendiri dan memperbaiki EBI dalam setiap tulisanku.
Dalam
percakapan kita di messenger, kamu menawarkan privat menulis dengan jaminan tembus
di media. Aku cukup tertarik dengan tawaranmu, sangat murah untuk sebuah visi
terbit di media ternama mengikuti jejakmu. Saat itu aku sedang sibuk mengurus
sebuah komunitas kepenulisan yang baru di buka, hingga aku menangguhkannya
barang sebentar saja.
Kemarin
ketika kamu komentar di salah satu postingan IGku, kamu bilang jika menyukai
tulisan-tulisan Mazdar Zainal, aku tiba-tiba ingat tawaran privatmu. Dalam hati
ingin menghubungimu dan menanyakan apakah privat itu masih berlaku. Namun,
entah mengapa karena kemalasanku pesan itu akhirnya tetap tak tersampaikan.
Hingga
akhirnya hari ini aku membaca berita kepergianmu. Rasanya tak percaya mendengar itu meskipun dari beberapa penulis senior.
Namun, mungkin itu jawaban Tuhan akan status terakhirmu “Aku ingin Sembuh”.
Kamu benar-benar telah sembuh Ko, dengan berada di sisi-Nya. Selamat jalan Ko.
Semoga engkau berada di tempat terbaik di sisi-Nya. Amiin.
*Untuk Koko Ferdie
Comments
Post a Comment