![]() |
www.id.aliexpress.com |
“Maukah kamu menikah
denganku?”. Mungkin itu sebuah pertanyaan yang ingin kudengar dari bibirmu. Kemudian
aku akan mengiyakan penuh suka cita, dan ketika kutanyakan kapan waktunya, kamu
akan menjawab akan melamarku segera.
Hari itu tiba,
ketika kamu datang berombongan. Berpakaian istimewa, kemudian kita duduk disandingkan.
Senyum bahagia menghiasai wajah kita, kemudian mimpi-mimpi indah terangkai
dalam pikiran kita (pikiranku – lebih tepatnya).
Setiap pagi kamu
kecup keningku, kutengadah menatapmu. Binar cinta ada di sana. Kemudian kita
sembahyang, berdoa, karena Tuhan Maha Menjaga. Akulah permaisurimu, yang akan
berjalan di sisimu, menyulam cinta. Bukankah kita akan hidup bersama selamanya,
hingga maut memisahkan raga?
Biarkan anak-anak
tertawa menikmati kemesraan kita, ketika kita berkejaran di antara deburan
ombak, kemudian kamu bentangkan tangan menangkap tubuhku yang berlari menujumu.
Mungkin anak-anak berfikir bahwa kita seperti remaja. Namun, biarkanlah mereka
merasakan kebahagiaan kita. Karena cinta perlu di jaga sepanjang usia.
“Kapan
kamu menikah dengannya?”
Tiba-tiba sebuah tanya dari seorang
teman membuyarkan mimpiku. Mungkin sebuah tanya yang sama ingin kusampaikan
padamu.
Betapa menyenangkan
sebuah pernikahan, ketika setiap hari bisa hidup bersama dengan orang yang
kucintai, menikmati secangkir kopi sambil menonton film kesayangan, atau
mungkin sesekali kita mendaki gunung, menikmati semilir sejuk angin pegunungan
yang membuat kita semakin mencintai nikmat keindahan alam.
Jadi,
kenapa belum menikah?
Sebuah pertanyaan
yang tidak mudah untuk menjawabnya, karena semua itu menjadi rahasia semesta. Jika kalian menanyakan itu, coba tanya Tuhan Sang Pemilik Jiwaku. Karena
aku sungguh tak tahu.
Bukankah
kalian berdua saling mencinta, mengapa tidak disegerakan saja?
Kita mungkin saling
mencinta, tapi kita adalah dua manusia yang berbeda. Kamu seorang petualang
ulung, selalu terbang bebas kemanapun kamu suka. Sedang aku seorang wanita yang
lebih senang menghabiskan waktu di ruang sempit kamarku, bermesraan dengan
buku, menjelajah dunia lewatnya atau bermain-main dengan dua kucing kuningku
yang lucu. Sanggupkah kamu kuikat erat di sekitar duniaku?
Ah, mungkin
pernikahan ini masih tertunda karena masing-masing dari kita belum siap
melepaskan dunia yang saat ini telah nyaman kita jalani. Hingga niat menyatukan
dua dunia yang berbeda ini masih belum diijabah oleh-Nya, begitukah?
Aku semakin menggeleng tak mengerti. Hanya satu yang
kutahu, kita sama-sama mencintai dan bagaimana akhirnya biarkan yang Maha Kuasa menentukannya. (end)
#Sebuah usaha
memecahkan writers block
Comments
Post a Comment