![]() |
www.pixabay.com |
Caping lebar, mengingat satu benda itu membuat tubuh Nur selalu menggigil. Berawal ketika lelaki yang dicintainya, Pujo, membawa puluhan cangkul dan caping lebar ke kampungnya. Caping dan cangkul yang segera dibagikan ke hampir semua penduduk kampung di desa Waringin yang sebagian besar adalah petani.
Perasaan tak enak menjalar dalam jiwanya. Seperti sebuah pertanda buruk akan menimpa lelaki gagah yang akan menikahinya dalam hitungan hari, setelah musim tanam padi di sawah usai. Pujo, lelaki paling cerdas, lelaki satu-satunya yang tamat SR.
“Kang, istirahat dulu. Ini masakan Simbok, saya bawakan untuk makan siang, ada ubi rebus juga,” ujar Nur sambil menurunkan bakul di saung yang berdiri di tepian sawah. Pujo mengangguk dan menatap Nur yang pipinya memerah.
“Ngggak langsung pulang, Dik?” tanya Pujo heran. Nur hanya menggeleng.
Mereka duduk di saung. Mulut Pujo lahap menyantap sayur lodeh dan ikan asin hasil masakan calon mertuanya.
“Kang, mengapa firasatku tak enak ya?” ujar Nur lirih.
“Firasat apa, Dik?” tanya Pujo sambil menatap makan siangnya yang sebentar lagi tandas.
“Tak mungkin ada orang yang berbaik hati memberikan caping dan cangkul dalam jumlah banyak begitu saja. Aku takut suatu hari nanti, desa kita terjadi sesuatu. Takut kehilanganmu, Kang,” Nur berkata perlahan, nada suaranya penuh kekhawatiran.
“Tidak Dik, tidak akan terjadi apa-apa. Justru kepala desa kemarin yang menganjurkan membawanya,” Pujo berusaha meyakinkan agar Nur tak lagi gusar.
“Tapi Kang, firasatku mengatakan tidak demikian. Aku takut kehilanganmu, Kang,” Nur berkata lirih.
“Sudahlah Dik, kita akan baik-baik saja,” Pujo berusaha mengakhiri.
Nur menangis pilu. Mengingat kenangan bersama Pujo beberapa tahun yang lalu. Ketika, hingga kini Pujo tak pernah kembali. Dentingan isu yang tersebar di antara penduduk, isu yang mengatakan jika para pemilik cangkul dan caping adalah pengancam keutuhan NKRI, mereka lenyap tanpa kabar dibawa tentara-tentara di pagi buta hingga kini, tak tahu pasti rimbanya. (End)
Comments
Post a Comment