![]() |
www.goodreads.com |
Judul : Critical Eleven
Pengarang : Ika Natassa
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan ke dua, September 2015
ISBN :
978 – 602 – 03 – 1892 – 2
Critical Eleven
merupakan buku ke dua karya Ika Natassa yang saya baca setelah Antologi Rasa. Dari
ke dua novel itu saya akhirnya mengatakan jika saya menyukai gaya Ika Natassa
yang menulis novelnya dengan bahasa yang lugas, lepas, tidak ditutup-tutupi
karena mungkin itulah realita sebenarnya yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mungkin seperti itu juga saya dapat menyimpulkan bahwa gaya kepenulisan seperti
itu merupakan salah satu ciri khas novel-novel metropop yang saya baca
akhir-akhir ini.
Saat membaca blurbnya,
saya kira buku ini akan banyak bercerita tentang hal-hal yang terjadi di dunia
penerbangan dan bersetting di bandara. Namun ternyata saya salah besar, begitu
memasuki halaman-halaman dalam kisah ini, saya terbuai membacanya. Critical
Eleven merupakan novel ketiga yang membuat saya jatuh cinta kepada karakter tokoh
utamanya. Dua buku sebelumnya yang
membuat saya jatuh cinta adalah Novel Dilan dan Novel Perahu Kertas. Kedua novel
ini saya selesaikan dalam waktu sekali duduk, sedang Critical Eleven butuh tiga
hari untuk menyelesaiakannya. Karakter Ale dan Anya yang begitu kuat diciptakan
Natassa membuat saya nyaris seperti teman mereka yang bisa melihat dan
merasakan langsung apa yang terjadi.
Sudut pandang yang
digunakan secara bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, membuat kita
seperti bisa membaca pikiran masing-masing. Meskipun alur yang digunakan dalam
penceritaan ini adalah alur maju-mundur-maju, namun Natassa mampu menggabungkan
dan menyambungnya dengan baik disetiap adegan ataupun setiap sudut pandang
bercerita, sehingga feeling yang dirasakan
dari adegan sebelumnya tetap nyambung.
Hal-hal lain yang saya
suka dari novel ini adalah Ika mengajak saya untuk berjalan-jalan di beberapa
negara, dan di beberapa sudut bagian kotanya. Juga Bahasa-bahasa asing yang
digunakannya membut kosakata saya bertambah. Meski hal ini sangat disayangkan
karena saya tidak menemukan footnote di bawah tulisan untuk menjelaskan arti
dari Bahasa asing ini. Namun, dari sini kita bisa belajat untuk aktif
mengetahui arti dari kalimat asing tersebut.
Novel yang menceritakan
konflik suami istri antara Anya dan Ale ini diceritakan dengan
apik. Bahkan di saat tangis saya meleleh, Natassa mampu menghadirkan tawa atas
karakter lucu Ale. Akhir cerita dengan penyelesaian konflik yang lembut
membuat pembaca tidak merasa terjun
bebas, maksudnya setelah membaca novel ini yang membuat saya menangis sepanjang
membacanya tetapi penyelesaian konflik yang disajikan Natassa begitu lembut,
hingga hati saya terasa tidak semakin berkeping-keping.
Saya bisa menangkap
pesan yang ingin disampaikan Natassa dalam novel ini yaitu bahwa selalu ada
badai yang akan menguji roda perjalanan rumah tangga kita, meski tidak
terhitung seberapa besar rasa cinta di antara keduanya mengikat. Kita hanya
perlu berhati-hati dalam mengucapkan hal-hal yang mungkin bisa menyebabkan
pasangan kita terluka meski kita benar-benar dalam keadaan marah ataupun
kecewa. Selain dua hal di atas, sebenarnya banyak pesan yang saya tangkap,
namun itulah poin utamanya. Dan semoa tidak kaget jika ada hal-hal yang terasa
vulgar disampaikan dalam novel ini. Namun, bagi saya pribadi, hal itu wajar
terlebih di dalam cerita ini digambarkan oleh dua tokoh utama yang sudah
menjadi suami istri.
Bagi penggemars
tulisan metropop tidak salah menjadikan novel ini di wishlist untuk dibaca atau wishlist
untuk dibeli. Selamat membaca!
Comments
Post a Comment