Skip to main content

Catatan Perjalanan Bag 3 : Batam - Jakarta - Malaysia - Madinah

Air Asia Mendarat di KLIA1

9 Februari 2018 – 10 Feb 2018
Suara telepon di seberang membuat saya ingin cepat sampai di Hotel Swissbell Inn. Sepanjang perjalanan yang saat itu lalu lintasnya tidak terlalu padat, saya mengobrol ringan dengan Pak Eko. Berbincang tentang  bisnis tour-travel; terutama yang melayani perjalanan umroh; saat ini begitu berkembang pesat. Teringat juga Fisrt Travel yang perrnah viral dengan kegagagalannya membangun bisnis travelnya.
Tak lama kemudian, mobil berhenti di depan lobi hotel. Saya segera masuk, mencoba menelepon adik yang saat itu sudah berada di hotel. Namun sayang, gawainya tidak dijawab. Saya langkahkan kaki menuju resepsionis saya mencoba menanyakan nomor kamar atas nama adik saya. Namun, mengapa tak ditemukan? Kemudian saya duduk menunggu telepon balik dari adik.
Oya, perjalanan saya ini adalah juga menemani ibu saya yang berangkat dari Yogyakarta dan siang tadi sudah check in terlebih dahulu di hotel ini. Selain itu ada juga adik kandung yang menyertai perjalanan ini. Adik  berangkat dari Pangkalan Bun, Kalimantan. Pun dia juga sudah sedari tadi siang sampai di Swiss Bell Inn Hotel.
Kembali cerita di hotel, tak lama kemudian Adik menjemput saya di lobi, membawa saya ke lantai 9. Di sana sudah ada Abang kandung, kakak ipar dan keponakan yang mengantara ibu dari Serang. Namun, saya segera menunaikan sholat magrib di waktu yang hampir habis. Setelahnya melepaskan rindu dan bercengkerama dengan mereka. Pukul 22.00 wib Abang sekeluarga meninggalkan hotel. Itu juga karena kami harus segera beristirahat di sebabkan jam 24.00 wib  harus segera mempersiapkan keberangkatan ke bandara Iternational terminal 3 menuju Malaysia.


Bersama Kakak dan Adik di Hotel

Jam 01.00 Wib kami bergegas menuju bus jemputan yang akan mengantarkan kami ke bandara. Wow, saya begitu terpesona sesaat setelah menginjakkan kaki di halaman Bandara Internasioanal Soeta. Saya melihat Bandara Internasional terminal 3 ini sungguh memanjakan penggunanya. Fasilitas yang lengkap dan selalu bersih. Dibandingkan dengan bandara Malaysia KLIA, jauh lebih bagus Bandara Internasional kita.
Menunggu segala urusan administrasi yang di selesaikan oleh petugas travel, kami duduk berbincang. Meminum segelas teh atau kopi hangat yang di pesan dari Starbucks. Saat itu saya merasakan bahwa ini masih seperti mimpi. Setiap tahap perjalanan membuat hati saya selalu berkata, “Ya Alloh, benarkah ini perjalanan menuju jamuan-Mu?”
Perjalanan pagi ini akan menuju Malaysia, jadwal penerbangan tertera pukul 05.00 wib menggunakan pesawat Air Asia. Kurang lebih pukul 04.00 wib, pihak travel menyuruh kita untuk memulai check in imigrasi. Dari ruang tunggu, kami berjalan cukup jauh. Jika di pikir ulang kembali, setiap urusan di bandara mengajarkan kami untuk latihan “sa’i”. sa’i adalah salah satu rukun umroh yang wajib di jalani. Sholat shubuh kami lakukan di pesawat, tentu saja setelah mempersiapkan Wudhu sebelumnya.
Menunggu keberangkatan di Bandara International Soeta

Kurang lebih pukul 05.00 wib pesawat tinggal landas meninggalkan Jakarta menuju Malaysia. Negara yang belum masuk dalam list mimpi untuk dikunjungi. Dari atas, Jakarta seperti bintang-bintang, indah sekali. Kembali lirih doa berucap, “Ya Alloh, Engkau Maha Segalanya.  Lindungi perjalanan kami ini.” (Bersambung)
Jakarta seperti Bintang-Bintang


Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,