Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

Tentang Awie

Awie tuh siapa ya? Mendadak amnesia. Tapi karena sudah minum cerebrovot, jadi ingat-ingat sikit nih tentang Awie. Awie ni menurutku seorang gadis yang lincah, super sibuk, pintar dan selalu bahagia. Dilihat dari postingan fotonya diFacebook wajahnya selalu ceria. Koleksi bukunya banyak sekali, aku jadi ngiri. Dia juga pandai masak, terbukti postingannya di FB maupun di IG masakannya ala-ala luar negeri gitu bahasanya. Tapi kan Awie memang harus pandai masak, sebab Awie perempuan dan katanya, cita-citanya nanti setelah pulang dari negeri jiran, dia mau buka rumah makan. Dia sepertinya juga kaya, kaya pulsa. Katanya sih semua anak ODOP yang masih lajang udah sering ditelponnya.  Aku sih pernah sekali di telponnya, terkejut dapat panggilan dari nomor yang tidak dikenal di malam hari. Meski perbincangannya hanya sekitar 15 menit, tapi aku dapat menyimpulkan kalau Awie tuh periang dan cerewet ya, eh maksudnya kalau sudah ngomong tidak akan pernah kehabisan kata-kata. Awie ini se

Resensi Novel Putri Kejawen

Koleksi pribadi Judul Buku    : Putri Kejawen Penulis          : Novia Syahidah Penerbit        : Pustaka Annida Kategori        : Novel ISBN             : 9799661137 Tebal            : 182 halaman Cetakan I       : Januari 2003 Buku ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Dewi Sakrendha. Seorang anak yang dilahirkan dari seorang ibu yang masih keturunan bangsawan, Ratmi, dengan seorang dukun sakti ternama, Sukirman, di suatu desa terpencil di Gunung Kidul. Sukirman dulu adalah seorang dalang terkenal. Hingga suatu hari dia berubah pikiran untuk menjadi seorang dukun sakti. Untuk menjadi sukun sakti ini, salah satu syaratnya adalah tidak bisa mendapatkan keturunan. Pada awalnya Sukirman menyanggupi syarat ini meskipun dia tidak bisa memiliki keturunan. Karena keinginan kuatnya memiliki keturunan, hingga kemudian Sukirman mencari “guru” yang lain agar dia bisa mendapatkan keturunan. Akhirnya Sukirman menemukan guru yang dimaksud, meski dengan syarat ya

Pada Senja yang Merindu

Pada Senja yang Merindu untuk -Adriana- Pada saat seperti ini, pada saat aku menguarkan cahaya emasku Biasanya kamu menunggu di sana Kakimu terjulur di ombak yang berbuih Di tepian pantai Dengan senyum dan mata jernihmu, kamu berbisik, “Senja, janganlah kamu meninggalkanku” Pada saat senja seperti ini, pada saat aku hendak menuju peraduanku Kamu selalu datang dan menatapku Kamu bisikkan sebuah cerita Tentang Mr. Frozen yang kamu rindu Siapakah dia? Aku tak perlu tahu Cukup sudah kamu percaya kepadaku untuk mendengar bisikan ceritamu Kemilau cahaya di matamu, cukup sudah menggambarkan rasamu tentangnya, Mr. Frozen Senja kali ini, aku bersinar begitu keemasan Ingin kutunda kepergianku Aku menanti kedatanganmu Beberapa menit berlalu Aku masih menunggu Namun, siluetmu tak jua menyapaku Ada apa denganmu? Sinar keemasanku semakin pudar Waktuku hampir habis, siluetmu masih juga belum menyapaku Kemudian, angin mengabarkanku Bahwa kamu tak bisa menatap kepergian

Kamu, Matahariku

Source : www.pixabay.com Ingatkah kamu dengan pertemuan kita? Pertemuan di titik rapuh. Kamu seorang perewa perangkai aksara yang sempurna. Memaknai setiap rangkaian kata dengan begitu rupa. Sedang aku wanita dengan miskin kata, terlalu naif merangkai kata-kata agar menjadi sempurna. Ketika bayang kita saling menyapa, aksaramu menembus hatiku yang mulai lara. Kamu berubah wujud menjadi apa saja. Bukan lagi hanya sekedar perewa perangkaia kata.  Hadirmu meremah lara, luka, sedih, dan tawa bahagia yang serpihannya memenuhi rongga hatiku yang sedang menganga.  Akan selalu ada debar di dada, menatapmu dari kejauhan. Kamu yang tak bisa kusentuh, hanya bisa menatapmu dari jauh. Matahari, kunamai dirimu kini. Ketika sinarmu menghilang, jatuh malam, bulan bersanding dengan bintang di langit kelam. Aku di sini tertusuk sepi. Retinaku menajam memandang rindu yang menari-nari bersama kunang-kunang yang beterbangan kesana kemari. Adakah hampa begitu merajai hati? Sepi kuingini agar ak

Yang tetap Kukenang

           Pagi yang masih sejuk di SMPN 1 Ngemplak. Sekolah negeri termegah dari beberapa sekolah negeri yang berada di kecamatan Ngemplak. Aku berdiri di tepi pagar. Di bawah rindangnya pohon akasia yang ditanam di bagian tepi halaman sekolah, aku menatap jalanan. Rutinitas pagi sebelum bel tanda masuk berbunyi. Menanti bus kuning berhenti di depan gerbang, dan menurunkan sesosok guru yang favorit yang hingga kini selalu kukenang. Aku selalu berusaha menyapanya setiap pagi. Ini seperti rasa bahagia ketika menanti sosok kepulangan ayah dari tempat kerja. Senyum dan sapa ramah yang selalu membawa kebahagiaan. Dan pagi itu sejenak dia berhenti untuk berbicara denganku. “Wid, selamat ya, nilaimu tertinggi untuk mata pelajaran bahasa inggris di ebtanas tahun ini.” ucapnya sambil sambil menatapku dengan senyum bahagia. “Benarkah Pak?” tanyaku tak percaya. “Benar. Meski masih ada salah. Salahnya 3. Tapi kamu tetap yang terbaik di sekolah kita,” ujarnya meyakinkanku. Ba

Mother, Please Forgive Me

Source : google search I am really longing you but you are so far away. I see in my dream, that you come to me and smile. Lay beside me and start to tell a story. A story that I already know it very well. Your eyes star the ceiling and the story pass your lips. A story about the happiness. I know that you never felt happy but your smile is never left from your face. I also know that you really miss me.  I feel the sign that you spread to my heart. The sign causes me spell your name suddenly and see that you are there spell my name and say “How are you Wid?” My tears fell down. How I really disregard but you always think of me. Time has passed, day by day, month by month and year by year. I’m so busy with myself.  I have no time to think of you but you always think of me. You always pray for me. Mother, please forgive me. I promise will see you in the middle of this year.  Then we start to talk about same story, the story that you told in my dream. Mother, please forgiv

Nasehat Bapak

sumber:www.pixabay.com Tahun 2016 telah berlalu, tahun di mana aku bertemu dengan orang-orang hebat yang mempunyai semangat tinggi dalam dunia literasi, yakni keluarga ODOP. Pada awal tahun ini, aku bertemu dengan seorang Bapak. Bapak yang dalam ceritanya selalu dekat dengan putra-putrinya, kehadirannya yang tiba-tiba membuatku jadi rindu bapak karena hampir 27 tahun lebih aku hidup tanpanya. Bapak hadir seperti hadiah pada ulang tahunku yang ke sekian kalinya. Apa rencana Allah mempertemukanku dengan Bapak ini? Mengalirlah nasihat-nasihatnya, nasihat yang sering disampaikan untuk putra-putrinya. Terutama, nasihat untuk anak pertamanya yang sudah bekerja. Nasihatnya begitu menampar. Namun, sepertinya dia sosok yang direncanaan Allah untuk mengingatkan aku secara tidak langsung agar aku menjadi lebih baik pada tahun-tahun selanjutnya. Berikut ini adalah beberapa nasihat yang sering diulang-ulang untuk putra-putrinya sekaligus nasihat yang pastinya tertuju untuk diriku ju

Nobody's Child

sumber:www.pixabay.com Menikmati mentari pagi hari itu, kakiku perlahan melangkah menyusuri jalanan kota. Kota yang sudah lama aku tinggalkan. Tempat aku dibesarkan. Aku ingin menyusuri kenangan, kenangan waktu aku kecil, hingga kemudian suatu takdir membawaku pergi jauh dari sana. Rumah bercat putih, dengan halaman luas didepannya. Didekat pintu gerbang masuk, terpampang sebuah plakat bernama. Entah kapan rumah ini terakhir kukunjungi. Mungkin sepuluh tahun yang lalu. Kesedihan-kesedihan yang kualami saat itu, karena mengenang sesuatu yang selalu membuatku rindu. Memimpikan hidup normal seperti anak-anak yang lainnya, setiap aku menatap jalanan.  Aku merindukan ayah dan ibu. Setiap minggu kami akan berdandan cantik, berbaris rapi menyambut tamu di jam-jam tertentu. Kata ibu pemilik rumah bercat putih, tamu itu akan mengubah hidup kami. Kami selalu bahagia mendengarnya, dan bersemangat setiap menyambutnya. Satu persatu sahabat pergi dibawa mereka. Diantara bahagia yang ada, ta

Tetesan Cinta

sumber:www.pixabay.com Hari ini entah sudah berapa ribu tetes tinta kutorehkan hanya untuk menulis tentangmu. Jika setiap hari aku menorehkan 1000 tetes tinta saja, mungkin hari ini sudah jutaan tetes tinta kugoreskan untuk mengabadikanmu. Namun kuingat lagi, hari ini adalah hari ke 365 sejak hari pertama aku menggoreskannya. Hitung saja, mungkin sekitar 365000 tetesan tinta, semuanya mengukir tentangmu. Tapi benarkan tetesan itu bisa kuhitung dengan sempurna? Tidak rasanya. Aku hanya mengira-ira, agar kalian bisa membayangkan betapa aku tidak pernah menunggu hingga tinta sebelumnya mengering untuk menggoreskan segala tentangmu. Namun kamu perlu tahu, terkadang kadar tetesan tinta itu tak sama. Di hari ketika aku bahagia mengenangmu, tanganku tidak berhenti menggoreskan tetesan tinta untuk melukis indah tentangmu. Berlembar-lembar cerita terlukis disana. Disuatu hari aku tidak menggoreskan tinta dilembaran kertas putih itu, selain hanya sebuah titik. Kamu tahu apa arti

Saat Kedatanganku

sumber: www.kochiefrog.com Aku tahu jika kau hanya berpura-pura mengacuhkanku. Meski pada kenyataanya kau selalu menyebutku direlung-relung hatimu, menyelinap dan akhirnya melekat erat disana. Aku tahu kau tak menginginkan kehadiranku. Padahal kau tahu takdir mengatakan bahwa kita telah disatukan.  Kau bilang jika kau tak menginginkan kedatanganku. Karena membuat dirimu merenung begitu lama. Kemudian menyesali apa yang telah berlalu dan semuanya seperti terasa sia-sia. Setiap hari aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan. Setiap kau mendekat dan menatapku, aku ingin mengatakan bahwa saat yang telah ditentukan, aku akan datang menemuimu. Mengingatkanmu bahwa pada saat itu kita telah disatukan. Pada malam-malam dingin, kau selalu berbisik pada tuhanmu. Andai bisa, kau tak ingin aku hadir disaat yang telah ditentukan itu. Perjumpaan yang pasti, yang telah kau ketahui meski terkadang membuatmu nyeri. Hingga kemudian engkau menangis terisak-isak, menyesali hari-hari yang telah