Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2016

NOVEL KENANGAN Bag.1

www.kobowritinglife.com 23 April 2016 Senja yang muram, mendung tebal menggelayut di langit. Aku disini, di sudut coffebook yang agak sepi. Secangkir coffee latte masih mengepul hangat di depanku. Disampingnya tergeletak sebuah novel yang kuambil begitu saja di rak buku. Aku tak begitu semangat membukanya. Hanya menatap langit yang mulai menangis dari balik kaca. Sesekali kilat menyambar, menghias langit yang semakin muram. Aku tidak menunggu siapa- siapa disini, hanya menghabiskan waktu melawan sepi. Selalu seperti ini. di akhir minggu yang tidak sibuk. Hatiku selalu mangajakku untuk menikmati sore di sudut café ini, “Coffeebook Lovato”. Tapi sepertinya bohong jika aku tidak menunggu seseorang disini. Entahlah. Aku sendiri tidak yakin, karena tidak pernah ada janji. 12 Maret 2016 “Coffe latte satu dan pisang bakar topping keju” suara lelaki paruh baya memesan menu. Tak lama pesanan menghampiri lelaki paruh baya yang duduk di sudut dengan Novel bersampul biru di tan

AMPLOP BIRU

id.aliaexpress.com Ku tatap WA atas namamu. “Tunggu aku, aku akan menjemputmu dua tahun lagi” itu bunyi pesanmu terakhir kali. Sebelum kapal yang kamu tumpangi benar- benar berlayar meninggalkan pelabuhan. Ketika tanganmu melambai di atas buritan kapal, tanganku membalasnya lemah. Masih terlihat samar lengkung bibirmu menandakan engkau tersenyum seolah menguatkan hatiku yang sedang rapuh atas kepergianmu. Dua tahun itu jatuh hari ini, meski berulang kali ku tatap handphone ini. Tetapi layar HP ku tidak pernah menyebutkan namamu. Meski hari-hari sebelum ini bahkan engkau pun seolah lenyap di telan lautan yang kau sebrangi.

SURAT

www.indonesia.tempo.com Hari ini saya terima amplop, amplop kenaikan gaji tahunan. Eh lebih tepatnya surat, bukan amplop karena suratnya tidak beramplop. Sebagai seorang buruh pabrik, penerimaan amplop tahunan adalah suatu moment yang di tunggu-tunggu. Meski kenaikanya tidak sebanding dengan kenaikan harga sembako namun tetap lah harus disyukuri. Amplop ini adalah hasil kerja keras saya dalam bekerja selama ini. Lebih tepatnya dia seperti raport yang menyatakan nilai dari usaha kerja saya selama ini. Terlepas jika penilaian itu subjektif ataupun objektif, nilai itulah yang harus saya terima. Mau tidak mau, suka ataupaun tidak suka ya saya harus menerimanya. Mau nangis guling-guling tak akan merubah nilai itu. Yang bisa di lakukan hanyalah berintropeksi diri, berjanji untuk melakukan lebih baik lagi di hari-hari ke depannya. Dan kembali menyerahkan hasil dari usaha saya kepada penguasa Alam Allah SWT.

TOLONG

Google Image Tolong Aku nggak bisa nulis Banyak ide di kepala ini Tapi nggak bisa ku tuangkan dalam kalimat-kalimat Tolong Harus bagaimana ini Kenapa macet begini Tulis  kemudian hapus Tulis kemudian hapus Begitu terus berulang kali Tolong Apa yang harus ku lakukan Agar jemariku lincah kembali Menuangkan apa yang ada di pikiran dan hatiku Menjadi cerita baru yang mengharu biru Tolong aku Tolong aku

ENAMPULUH PURNAMA

www.pixabay.com Wajah itu masih ku kenal, meski tirus pipinya tak seperti yang ku kenal dulu. Sekejap matanya menatapku, kemudian senyum kecil tersungging di bibirmu. Aku sedikit salah tingkah. Tak pernah mengharapkan dan membayangkan jika pertemuan ini terjadi. Enampuluh purnama lebih menyembunyikanmu ke dunia yang aku tak tahu. Kini di tempat yang sama lima tahun yang lalu, Stasiun Lempuyangan, kita bertemu. Kita masih saling membisu, suara riuh menemani kesunyian kita. Sepertiya pikiran kita saling mengembara, melayang dari jiwa kita sesungguhnya. Sepertinya kamu pun sibuk menerima telepon dari seseorang. Entah itu rekan kerja ataupun mungkin istrimu. Sepuluh menit lagi jadwal kedatangan Kereta Prameks, kereta langgananku yang akan membawaku ke Solo tiba. Setiap hari aku harus menghabiskan waktu pulang pergi Jogja-Solo, mengajar di salah satu Universitas swasta di sana.

MAAFKAN AKU YANG SELALU MENDUAKANMU

www.pixabay.com Maafkan aku yang selalu menduakan Mu Selalu begitu, tak pernah berubah Berjanji tuk berubah tetapi tetap saja masih sama Maafkan aku yang selalu menduakan Mu Mungkin sudah beratus kali Engkau mendengar kata maaf dari ku Maafkan aku yang selalu menduakan Mu Dengan gadgetku Setiap saat dia itu yang ku tengok selalu Melupakan waktu-waktu istimewa yang Engkau anugerahkan padaku Maafkan aku yang selalu menduakan Mu Dengan gadgetku Selesai sholat dia yang selalu ku raih untuk pertamakalinya Melupakan dzikir dan doa untuk mendekat kepada Mu Maafkan aku yang selalu menduakan Mu Dengan gadgetku Memperpendek bacaan Qur’an atau bahkan melupakannya Karena mataku selalu tertuju pada gadgetku Maafkan aku yang selalu menduakan Mu dengan gadgetku Maafkan lah

ANAK-ANAK ADALAH ANUGERAH

Ketika membuka file album keluarga di laptop, saya temukan lagi foto-foto dan video anak-anak waktu masih bayi. Video dan foto yang benar-benar membuat saya tertawa atau bahkan menitikkan airmata karena bahagia dan sedih. Tak terasa kini mereka sudah besar, si sulung sebentar lagi masuk SMP dan si Bungsu tahun ini masuk TK B. Sepertinya baru kemaren mereka masih menyusu. Bahkan si bungsu pun tak lagi mau saya peluk ketika hendak tidur. Padahal biasanya pelukan saya adalah rutininitas yang harus dilakukan hingga dia terlelap ke alam tidurnya. Anak-anak memanglah anugerah yang tak terkira. Dari merekalah kita banyak mendapat ilmu dan rizki. Kok bisa? Iya ilmu, ilmu menjadi seorang ibu, ilmu menjadi seorang perawat, ilmu menjadi seorang koki. Semua secara otomatis bisa kita lakukan dengan kehadiran mereka. Bahkan lebih sering mereka mengingatkan kesalahan kita dengan kata-kata polos mereka.

SEPOTONG CERITA Bag.5 (TAMAT)

        www.pixabay.com        Seorang wanita dua duduk di pembaringan di sampingmu. Matanya menatapmu penuh kasih dan juga penuh duka. Wanita yang kasihnya tiada pernah ertepi, namun mungkin jarang terlintas di benakmu. Seorang bayi mungil yang masih merah terlelap disampingmu. Seharusnya skenario ini tak boleh benar-benar terjadi. Lelaki bangsat itu bahkan tak menampakkan hidungnya sama sekali di hadapanmu. Nasi telah menjadi bubur. Kata orang bubur akan lezat jika di tambah kerupuk, cakue, dan bawang goreng. Entahlah, sepertinya tidak mudah mencari cakue, kerupuk dan bawang goreg untuk menjadikan buburmu lezat terasa di hati orang-orang yang menyayangimu.

HARUSKAH KITA MENGELUH?

GOOGLE Image “Ah mengapa hidupku selalu banyak masalah” “Kapan ya aku bahagia” Begitulah mungkin keluh kesah yang sering kita dengar dari teman, saudara atau bahkan diri kita sendiri mengeluhkannya. Takdir hidup kita sudah di gariskan Allah dalam kitab Nya. Kita tinggal menjalani semuanya. Menjalani sesuai perintah yang juga telah di gariskanNya. Hidup ini memang tidak akan ada yang mulus-mulus saja. Semuanya telah di gariskan berpasang-pasangan. Ada tangis dan tawa, ada suka dan duka, ada siang dan malam. Dari hal di atas kita sudah bisa mngartikan maknanya. Bahwa ketika kita tertawa kita harus ingat bahwa sutu hari kita akan menangis. Bisa jadi kita tertawa atas ekspresi kebahagiaan saat melihat kelucuan anak-anak kita, atau kita justru menangis atas eksperi kesedihan kita saat kita di tinggalkan oleh orang yang kita cintai missal orang tua, pasangan hidup kita atau justru anak anak kita.

ANTARA ARISAN, AMPIA DAN KUE BAWANG GURIH

Salah satu kiat untuk memiliki suatu barang adalah dengan arisan, entah arisan barang ataupun arisan uang. Arisan sebenarnya manfaatnya besar, asalkan para pelakunya bermain jujur dan amanah. Namun harus di ingat alangkah baiknya tidak semua arisan kita ikuti, prioritaskan dan sesuaikan dengan kemampuan finansial rumah tangga kita. Meski secara hukum agama saya belum mempelajarinya hukum dari arisan ini Beberapa waktu lalu saya menerima ajakan teman untuk ikut arisan alat-alat rumah tangga. Minimal nilai yang diambil 200 ribu dengan system pembayaran 10 bulan.  Kebetulan yang di tawarkan oleh teman saya itu salah satu produk MLM terbesar di Indonesia.

PATAH HATI

google image Ramadhan tinggal menjelang, namun hatiku sungguh resah Rasanya seperti patah hati Patah hati pada siapa? Patah hati pada seseorang yang akan diambil oleh yang berhak Aku ingin menangis Menumpahkan semua rasa yang terasa menngelayut di hati Sebenarnya aku ingin dia ada disini Mengukir hidup di sampingku Ah tentunya tidak disampingku Mengukir hidup tidak jauh dari mataku Namun apa dayaku Itu mungkin keputusan yang terbaik Seharusnya di jelang Ramdhan seperti ini Aku membersihkan hatiku Untuk menyambut Ramadhan dengan riang Menyiapkan ruh ku Agar Ramdhan tidak berlalu begitu saja Namun aku hanyalah aktor Dari skenario Tuhan yang telah di tuliskan Nya Jadi kepada siapa aku mengadu dan memasrahkan hatiku? Selain hanya kepada Nya, sang pemilik jiwa

MUNGKIN PENERBIT SEDANG MELIRIK TULISANMU

Allah memang tidak akan memberikan kesia-siaan dari setiap kesempatan baik yang kita ambil. Kesempatan baik yang sebenarnya juga Allah tunjukkan agar kita mengambilnya, yang mungkin sekali itu adalah jalan terbaik yang di berikan Allah untuk menuju cita-cita kita. Saat ini saya memilih untuk bergabung di dua komunitas. Salah satunya adalah ODOP. ODOP ini adalah sebuah komunitas yang mengharuskan kita memposting tulisan di blog pribadi kita setiap harinya. Dan disaat tulisan ini saya ketik, ODOP generasi ke dua sudah berjalan selama 3 bulan. Meski pencetus berdirinya ODOP -Bang Syaiha- ini tidak secara langsung megajarkan teori-teori menulis, tetapi dengan sedikit “paksaan” yang di haruskan menulis setiap hari, membuat kita untuk selalu belajar menangkap ide dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Seperti semboyan beliau yang berbunyi “Menulislah untuk keabadian” atau “menulislah terus, kelak suatu hari nanti tulisanmu akan menemukan jodohnya”. Memang wahasil dengan sedikit “p

SEPOTONG CERITA Bag.4

            www.pixabay.com          Haruskah aku meninggalkannya? Tidak. Aku tidak mau. Seperti apapun keadaannya, rasa cinta kepadanya selalu membuat aku peduli. Meski terkadang sikapnya melukai hatiku.             Bisik-bisik mulai terdengar di telingaku, selentingan buruk tentang kamu semakin sering mampir di telingaku. Banyak suara yang mengajakku untuk meninggalkanmu. Tetapi hatiku berkata jika aku harus tetap disisimu apapun terjadi. Pun aku tidak ingin meninggalkanmu seperti ini.             Kamu memang semakin  jauh dariku.  Dan tingkahmu seperti ABG yang sedang mengalami cinta monyet.  Tidak sadar bahwa satu buah hati selalu mengamati gerak-gerikmu dan seolah terlantar terlupakan oleh kasih sayangmu.             Di suatu senja yang masih memerah, kuingatkan akan hak buah hatimu. Namun kata-kata pedas justru keluar dari bibir mungilmu untuknya. Kubelai rambut buah hatimu, agar luka karena goresan lidahmu tidak begitu membekas di hatinya.