sumber:www.pixabay.com |
Menikmati
mentari pagi hari itu, kakiku perlahan melangkah menyusuri jalanan kota. Kota yang
sudah lama aku tinggalkan. Tempat aku dibesarkan. Aku ingin menyusuri kenangan,
kenangan waktu aku kecil, hingga kemudian suatu takdir membawaku pergi jauh
dari sana.
Rumah
bercat putih, dengan halaman luas didepannya. Didekat pintu gerbang masuk, terpampang
sebuah plakat bernama. Entah kapan rumah ini terakhir kukunjungi. Mungkin
sepuluh tahun yang lalu. Kesedihan-kesedihan yang kualami saat itu, karena mengenang
sesuatu yang selalu membuatku rindu. Memimpikan hidup normal seperti anak-anak
yang lainnya, setiap aku menatap jalanan.
Aku merindukan ayah dan ibu.
Setiap
minggu kami akan berdandan cantik, berbaris rapi menyambut tamu di jam-jam
tertentu. Kata ibu pemilik rumah bercat putih, tamu itu akan mengubah hidup
kami. Kami selalu bahagia mendengarnya, dan bersemangat setiap menyambutnya. Satu
persatu sahabat pergi dibawa mereka. Diantara bahagia yang ada, tangis
perpisahan mengharu biru diantara kami yang ditinggalkan.
Aku
melangkah perlahan memasuki gerbang. Di halaman, anak-anak sedang bermain
riang. Ah betapa suci hati mereka, selalu saja penuh kebahagiaan. Meski aku
tahu, disisi hati mereka yang paling dalam, selalu ada kerinduan.
Aku
menatap seorang anak lelaki yang berdiri tegak di pagar menatap jalanan. Mungkin
usianya sekitar sembilan tahunan. Raut wajahnya menggambarkan kesedihan. Ketika kusapa,
dia tidak berpaling. Sedang matanya tetap mengawasi jalanan. Kuulurkan permen lollipop,
seperti kesukaan anak-anak pada umumnya. Dia masih terdiam. Ketika ku
memanggilnya, dia berusaha mencari arah suara yang kuucapkan. Apakah dia…?
Tangannya
bergeming, dan tangan kananku masih terulur dengan lollipop digenggaman.
“Apakah
kakak adalah tamu seperti yang lainnya, membawa salah satu anak menuju
kebahagiaan?” ucapnya masih menatap jalanan.
“Bukan,”
jawabku lirih.
Raut
wajahnya semakin memancarkan kesedihan. Kemudian mengalirlah cerita dari
bibirnya yang mungil kemerahan. “Aku bukanlah pilihan kalian. Seperti apapun
fisikku yang menawan, akhirnya kalian akan mencampakkan. Aku hanyalah seorang
anak dengan dua mata yang buta. Terkadang aku ingin mati. Agar aku bisa masuk
ke syurga, dimana setiap anak yang buta bisa melihat. Didunia ini tak ada yang
mendekapku dengan kasih sayang, ayah ibu, itu hanyalah impian dan kerinduan
yang tak akan pernah terbayarkan. Mungkin di syurga, akan ada malaikat yang
memelukku, memeluk anak-anak sepertiku dengan dua sayapnya yang lebar.”
Aku
hanya terdiam. Menatapnya pilu. Airmatanya menetes perlahan, membahasi tanah
yang diinjakknya. Hatiku ikut terluka, merasakan perihnya. Kuulurkan kedua
tanganku untuk memeluknya, dan mengecup perlahan rambutnya yang hitam. (end)
as I was slowly passing an orphan’s home one day
and stopped there for a moment just to watch the children play
alone a boy was standing and when I asked him why
he turned with eyes that could not see and he began to cry
and stopped there for a moment just to watch the children play
alone a boy was standing and when I asked him why
he turned with eyes that could not see and he began to cry
I’m nobody’s child, I’m nobody’s child
just like a flower I’m growing wild
no mommy’s kisses and no daddy’s smile
nobody wants me, I’m nobody’s child
just like a flower I’m growing wild
no mommy’s kisses and no daddy’s smile
nobody wants me, I’m nobody’s child
people come for children and take them for their own
but they all seem to pass me and I’m left here all alone
I know they’d like to take me but when they see I’m blind
they always take some other child and I am left behind
but they all seem to pass me and I’m left here all alone
I know they’d like to take me but when they see I’m blind
they always take some other child and I am left behind
I’m nobody’s child, I’m nobody’s child
just like a flower I’m growing wild
no mommy’s kisses and no daddy’s smile
nobody wants me, I’m nobody’s child
just like a flower I’m growing wild
no mommy’s kisses and no daddy’s smile
nobody wants me, I’m nobody’s child
no mommy’s arms to hold me or soothe me when I cry
sometimes it gets so lonely, I wish that I could die
I’d walk the streets of heaven where all the blind can see
and just like all the other kids there’d be a home for me
sometimes it gets so lonely, I wish that I could die
I’d walk the streets of heaven where all the blind can see
and just like all the other kids there’d be a home for me
(Nobody’s child, by Karen young)
nangis huhuhu
ReplyDeletekeren mbk
Sukaa
ReplyDeleteYa Allah... Sediiih
ReplyDelete