Skip to main content

A Lesson Today

sumber:www.gaulfresh.com
Tadi pagi, saya sempat menonton film dokumenter di National Geographic channel. Salah satu channel kesukaan keluarga. Terlebih jika memang tidak ada acara tv yang menarik di channel lainnya.
Film dokumenter itu menceritakan sebuah kisah perjalanan anak muda hingga akhirnya harus meringkuk di penjara. Berawal kisah, empat orang pemuda yang terbentuk dalam satu geng, bukan geng yang seram itu ya. Geng ini hanya menunjukkan jika mereka selalu berkumpul bersama, kemana-mana selalu bersama. Namun sayangnya, kegiatan yang mereka lakukan setiap hari hanya berfoya-fota di sebuah diskotek langganan mereka

Hingga pada suatu hari, seorang yang mengaku pengusaha mendatangi mereka. Melihat penampilan pengusaha yang cukup menggiurkan, perhiasan emas dan aksesoris yang terlihat mahal, maka keempat pemuda itu menerima sebuah tawaran yang diajukan oleh sang pengusaha yang baru dikenalnya. Penawaran yang memang sungguh menggiurkan. Dengan ramah, sang pengusaha menawari sebuah pekerjaan yang mudah. Dengan bayaran 50.000 dolar Amerika, yang berarti itu lebih dari setengah milyar, bila dirupiahkan. Tentu saja, mereka yang gemar berfoya-foya sangat antuias menerima tawaran pekerjaan tersebut, dengan bonus liburan ke Brazil plus iming-iming wanita-wanita cantik yang akan menemani di Brazil, mereka dengan mudah menerima pekerjaan tersebut.
Kaki-kaki mereka dengan ringan melangkah keluar dari bandara Brazil. Mereka sungguh bahagia, yang ada di benak mereka hanyalah liburan, jalan-jalan dan wanita. Tinggal di hotel, di sambut oleh pengusaha itu dengan ramah, di beri segepok uang. Mereka tak pernah membayangkan apa yang akan terjadi setelah kebahagiaan ini mereka nikmati. Hingga kemudian si pengusaha memberitahukan bahwa liburan telah usai, dan besok mereka harus kembali ke Amerika.
Malam sebelum kebarangkatan esok harinya, Si pengusaha menyodorkan tas besar yang berisi barang yang harus mereka bawa kembali ke Amerika. Di sini, si pengusaha sudah berubah perangainya menjadi sosok yang sangat kasar. Dia memerintah untuk menyiapkan barang barang yang dibawanya itu secepat mungkin. Dan si pengusaha meninggalkan mereka dengan kemarahan dan ancaman.
Setelah kepergiannya, keempat pemuda itu membongkar tas tersebut dan menemukan bungkusan coklat menggunung di dalamnya. Mereka membongkar satu persatu. Ratusan kilogram kokain di dalam buntalan-buntalan coklat sebesar bantal dinasti korea jaman dahulu. Mereka mengemas kokain yang sebelumnya dalam bentuk buntalan, menjadi plastik plastik kecil. Akhirnya mereka bisa menyelesaikan mengemas kokain itu menjadi bungkusan-bungkusan kecil. Namun, efeknya setelah selesai mereka menjadi seperti orang mabuk. Bayangkan saja, ruangan kamar hotel yang kecil itu dipenuhi dengan aroma kokain ratusan kilo (jika tak salah jumlah kokain itu 140 kg).
Ketika baru saja terlelap, setelah menyelesaikan pekerjaan pengemasan itu, Si pengusaha tiba-tiba datang ke kemar hotel dan membangunkan mereka dengan kasar. Katanya, saat itu mereka harus pergi. Mereka heran dan membantah, karena jadwal penerbangan masih beberapa jam lagi. Namun si pengusaha memaksa mereka. Kemudian mereka dibawa ke daerah minoritas kumuh di salah satu sudut Brazil. Mereka mulai merasakan ketakutan yang sesungguhnya. Perasaan mereka tak ingin melangkahkan kaki turun dari mobil. Mereka memasuki sebuah rumah kecil dengan penjagaan yang ketat. Disanalah mereka akhirnya menyadari bahwa ini suatu kesalahan besar yang mereka ambil dalam hidup mereka.
Dirumah itu, proses pembawaan kokain di mulai. Kokain itu dilekatkan di badan, lengan, kaki dan bagian tubuh yang lainnya pada masing-masing orang. Pikiran untuk melarikan diri sempat terlintas, tetapi mereka tidak berani melakukannya. Mereka tahu, yang mereka lawan adalah mafia narkoba. Mereka pasrah. 

Dengan langkah ketakutan dan kecemasan, mereka melangkah memasuki bandara internasional Brazil. Meski mereka mencoba menyembunyikan kecemasan dan ketakutan itu, para opsir polisi yang sedari tadi sudah mengawasi mereka semakin membuat mereka cemas.

Sebelum mereka memasuki gerbang pemeriksaan, akhirnya opsir polisi itu menangkap mereka satu persatu. Kemudian setelah mereka di jebloskan di dalam penjara, digambarkan salah satu pemuda tersebut menelepon ayahnya. Airmatanya meleleh. Saat mengatakan, “Aku di penjara Brazil Papa,” dia merasakan begitu bersalah terhadap orangtuanya. Di ujung telepon ayahnya terdiam sejenak. Waktu jeda terasa seperti dua jam, meski sebenarnya hanya 2-3 detik. Setelahnya ayah berkata,”Baik-baiklah kamu di sana, aku akan mencoba mengeluarkanmu dari sana, aku akan segera menghubungi konsulat Amerika dan teman-temanku lainnya.”

Akhirnya mereka di hukum selama duapuluh empat tahun di penjara Brazil.
Dari cerita diatas, ada beberapa hal yang bisa s petik hikmahnya:
Tentang waktu
Alangkah lebih baiknya kita mengisi waktu kita dengan sebaik-baiknya. Mungkin akan lebih besar manfaatnya jika kita bisa berteman dengan orang-orang dan tinggal di lingkungan yang baik.

Kasih sayang orang tua
Seperti apapun kesalahan kita sebagai anaknya, orang tua akan rela melakukan segala hal agar anaknya tidak menderita.

Memikirkan dampak buruk dan baik atas sebuah keputusan yang diambil
Coba jika saat pertama kali pemuda-pemuda itu tidak menyetujui ketika di tawari sebuah pekerjaan yang katanya “enak”. Karena pada dasarnya tidak ada hal yang mudah untuk didapatkan. Memikirkan dampak buruk baiknya itu langkah yang lebih baik dalam setiap penawaran yang terlihat menggiurkkan.

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).


##Tulisan pengingat diri. 

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,