![]() |
babe.news.co.id |
Mata Rindang
menatap layar komputer yang masih putih bersih. Pikirannya melayang entah
kemana. Meski Rindang tahu berita tentang liputan nya di Lampung harus segera
di selesaikannya segera untuk segera naik cetak.
Ketika
lelaki beraroma mie itu telah menamatkan ceritanya, sesaat kemudian Rindang
dengan segera memencet no hape dan menuliskan sesuatu, “Pak Mohon maaf saya belum bisa menerima perjodohan itu, masih banyak
hal ingin ku raih. Dua atau tiga tahun lagi, mungkin bapak bisa mencarikan jodoh
untukku.”
Ketika
akhirnya Rindang mendapatkan jawaban yang lebih dari yang di kiranya. Ayam
jambul itu telah melengkapkan cerita hidup lelaki itu. Bahwa lelaki beraroma
mie itu hanyalah seorang anak pungut yang di temukan Bapak di gardu ronda
pagi-agi subuh, dan seorang lelaki yang menahan gemuruh cinta di dadanya
terhadap seorang gadis yang dia kira adik kandungnya. Seorang lelaki yang patuh
mengikuti kemauan Bapak untuk megikuti perjodohan yang telah di rencanakan
begitu matangnya.
“Bukankah
Bapak tahu, jika kalian bukan saudara kandung. Mengapa Bapak masih saja
menentang cinta kalian?” tanya Rindang saat itu.
“Bapak
tidak bisa melihat aku bersanding dengan Win. Yang bapak rasakan aku ini adalah
anak kandungnya”.
Rindang
menghela nafas. Menelisik kembali ke dalam hatinya, bahwa mungkin saja yang di
rasakan oleh hatinya hanyalah perasaan kagum yang luar biasa terhadap seseorang
yang belum pernah di jumpainya. Sepertinya bukan cinta, meski selama ini Rindang
belum pernah merasakan “Rasa aneh” yang luar biasa di dalam hatinya.
Hape
berbunyi tanda sebuah pesan masuk. Dari lelaki beraroma mie itu. Tiga bulan
sudah Rindang selalu berusaha menjauhkan diri dari lelaki beraroma mie dengan
menerima semua liputan tulisan ke luar daerah.
“Suatu hari nanti akan aku kirimkan undangan
pernikahanku kepadamu.”
“Kapan? Dengan Win? Bapak sudah merestui?”
“Iya, Pak Rahmad mengundurkan diri dari perjodohan
ini. Karena anak gadisnya menolak di jodohkan denganku”
Rindang
terdiam sejenak.
“Syukurlah. Tetapi kenapa tiba-tiba Bapak
merestui kalian.”
“Bapak sudah bernadzar, jika perjodohan ini gagal.
Bapak akan merestui hubungan kami.”
Kukirimkan balasan berupa thumbs emoticon dan Smile
emoticon.
“Apakah
nanti di pesta, akan ada sajian mie ayam jambul?”
“Tentu
Rindang, makanlah sepuasmu. Apakah kamu menyukainya?”
Balasan berupa gambar wajah dengan pipi memerah
terkirim. Rindang terpaku dan kemudian tersenyum.
“Perempuan yang di
jodohkan denganmu itu aku Ridwan,” batin Rindang berbisik. Tapi lelaki beraroma
mie telah menemukan kebahagiannya. Mungkin Rindang akan merindukan aroma lelaki
itu, lelaki beraroma mie. Mungkin juga dengan mie ayam buatan tangannya.
Entahlah sepertinya dua-duanya akan sangat di rindukannya.
TAMAT
#ODOP menulis setiap hari
#tantangan cerbung
Mbake wes tamat, aku masih bingung...
ReplyDeleteYa... Sudah selesai...
ReplyDeleteDitunggu cerita selanjutnya, Mba..
senangnya, sudah selesai satu ceritaa....
ReplyDeleteHappy Ending ...
ReplyDeleteDinovelkan mbk Wiwid donk
Wah... besok ada cerita baru lagi... :)
ReplyDeleteWuaaaaaahhhhh sedih Rindangnya..😢 nggak terduga..
ReplyDelete