Sebuah
pesan masuk. Dari lelaki kurus tetapi berwajah tampan. Mengundang Rindang dalam
acara pembukaan cabang nya yang ke empat. Nanti malam jam delapan di Jalan
Senopati. Rindang pun tidak paham, mengapa mereka kini terasa lebih akrab.
Mungkin karena umur mereka yang tidak jauh berbeda, energi dan semangat yang
ada di dada mempunyai gelora yang sama.
Jarum jam
menunjukkan angka tujuh lebih empat puluh menit ketika Rindang menemukan alamat
itu. Sebuah halaman rumah di tepi jalan utama yang berubah menjadi arena
lesehan telah di penuhi sesak oleh para undangan. Rindang masih berdiri,
mengamati setiap sudut. Tanpa sadar kakinya bergegas menuju dapur. Bau harum
semerbak yang amat menggoda selera menyeruak hidung Rindang. Lelaki kurus tampan
ikut sibuk di sana dan sejurus menoleh dan tersenyum kepadanya.
“Merebus
mie nya harus pas betul, tidak boleh terlalu lembek ataupun tidak boleh terlalu
kenyal seperti belum matang,” lelaki kurus tampan itu sibuk meniriskan adonan
mie dari air panas.
Rindang
hanya mengangguk.
“Tak ada
resep rahasia, semuanya dibumbui dengan cinta dan semangat.”
Rindang kembali
tersenyum mendengarnya. Memperhatikan lelaki itu meracik semangkuk mie ayam
dengan cekatan. Ada rasa kagum di dadanya, lelaki muda usia 27 tahun yang sudah
berhasil membuka empat cabang dalam kurun waktu dua tahun.
“Kapan ada
waktu untuk mengajariku membuat racikan Mie ayam yang lezat ini?”
Lelaki
kurus tampan itu hanya tersenyum, kemudian berkata, ”Kamu yang seharusnya ku tanya,
kapan ada waktu untuk main ke sini dan belajar membuat mie ayam bersamaku.”
Rindang
hanya bisa meringis, membayangkan jadwalnya yang padat setiap harinya. Bahkan
terkadang waktu untuk diriya sendiri kurang.
Lelaki
kurus tampan menemani Rindang menikmati malam di lesehannya. Para tamu undangan
datang dan pergi bergantian. Terpancar rasa penuh kepuasan dari raut wajah
mereka.
Lelaki
kurus tampan sibuk menerima ucapan selamat dari para undangan. Dan duduk
kembali di samping Rindang ketika tidak terlihat lagi undangan yang datang.
“Kenapa
menu di sini selalu di akhiri dengan jambul?’ tanya Rindang.
Lelaki
kurus tampan itu hanya menerawang, ketika sejurus kemudian mata mereka
bersirobok dan mengejawantahkan yang ada di hati. Tiba-tiba dada Rindang
berdesir.
To be continue..
#Tantangan cerbung
#ODOP Menulis setiap hari
Keknya mulai ada benih2 cinta di antara Rindang dan lelaki kurus.... :D
ReplyDeleteLelaki kurusnya belum bernama
ReplyDeleteeaaaa... mulai deh bapernya.. :D
ReplyDeleteAku jadi lapar mba, Mas pesan mie ayamnya 5 porsi. aku bakal lembur malam ini. :)
ReplyDeleteMie ayamnya di banyak in daging ayamnya, ya... tambahin baso juga. Yg pedas... hmm lezatnya...
ReplyDeleteEhh iya, aku baru sadar lelaki kurus tampannya tidak disebutkan nama.
ReplyDeleteSemakin apik dan membuat penasaran. :D
Ikut deg..deg-an...saat mata mereka bersirobok...
ReplyDeleteCit...cuiittt...ada yg berdetak nich...ehemmm
ReplyDelete