Skip to main content

SENANGNYA MEMBACA





Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru
Sumber : Google
 Aku sangat iri dengan Rani, selain baik hati Rani juga pintar. Aku sangat heran ketika Rani selalu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ibu guru tadi tentang Dinosaurus, padahal soal yang di tanyakan tidak di bahas dengan gamblang di buku pelajaran tetapi Rani bisa menceritakannya dengan detil. Ah, aku harus tahu kenapa? Ketika aku bertemu di dekat pintu gerbang, aku beranikan diri bertanya.


“Ran, boleh aku bertanya?” tanyaku agak malu-malu.

“Tanya saja, ada apa Wati?”

“Ran dari mana sih Rani tahu jawaban dari soal yang di tanyakan Bu Ratna tadi? Padahal kan di buku pegangannnya tidak di jelaskan secara detil begitu. Kenapa Reni bisa menjelaskannya secara detil?”

“Oh, itu. Itu sih karena aku sering membaca Wat”.

“Wah Ran kalau membaca sih aku sering juga, aku selalu membaca buku pelajaran setiap hari”.

“Bukan itu Wat, aku juga membaca buku yang lain selain buku pelajaran. Ada ensiklopedi tentang hewan, manusia juga tumbuh-tumbuhan yang sering ayah dan ibu belikan. Eh sudah dulu ya, itu bang Mamat sudah menjemputku” kata Rani sambil melambaikan tangannya kepadaku dan berlari ke mobil avanza hitam di ujung gerbang

Aku hanya bisa terdiam mendengar penjelasan Rani. Rani memang anak orang yang cukup berada, meskipun begitu Rani bukanlah anak yang sombong. Dia mau berkawan dengan siapapun. Sedangkan aku, dari keluarga biasa. Mungkin bisa di bilang cukup saja. Ayah hanya seorang pegawai rendahan di sekolah dasar negeri. Sedangkan ibu, ibu di rumah menjaga aku dan dua adikku yang masih kecil. Ayah belum memiliki uang lebih untuk membelikanku buku-buku yang di ceritakan Rani tadi? Tapi aku juga mau pintar, mau tahu segalanya. Bagaimana ya caranya? Ehm, bagaimana kalau besok aku minta Rani untuk meminjamkan buku-bukunya padaku? Ya, aku besok akan bilang kepada Rani agar di perbolehkan meminjam bukunya.

Esok harinya ketika menunggu bel tanda masuk kelas berbunyi, kuberanikan diri meminjam buku Rani.

“Ehm Ran…aku juga ingin pintar kaya kamu. Maukah kamu meminjamkan bukumu padaku?”

Mata Rani yang besar semakin membulat. Tersungging senyum manis di bibirnya mendengar perkataanku. “Boleh…boleh atau Wati mau main ke rumah ku. Nanti disana kamu bisa pinjam buku yang kamu suka, yang penting di jaga dengan baik”.

Aku bahagia mendengar tawaran Rani dan segera mengiyakannya. Aku berjanji akan meminta izin dahulu pada ibu dan ayah sebelum bermain ke rumah Rani esok hari sepulang sekolah.

Siang itu sepulang sekolah aku bertandang ke rumah Rani. Rumah Rani memang sangat besar. Pintu gerbangnya yang ke emasan menjulang tinggi. Di halaman rumahnya terhampar rumput hijau dan kebun bunga yang terawat asri. Sesampai dalam rumah aku langsung di ajak Rani masuk ke kamarnya yang luasnya sama besar dengan luas rumahku. Seperti biasa ada tempat tidur yang empuk, lemari pakaian, meja belajar dan lemari besar penuh dengan buku-buku. Aku segera mendekatinya. Cantik-cantik buku reni. Aku tak sabar untuk meminjam dan membacanya. Ada buku cerita seperti Ibuku Sayang Mmuach, ada buku Panduan Komputer Dan Internet untuk anak, ada komik-komik sains atau berbagai macam buku ensiklopedi dan masih banyak lagi. Aku sedikit terkejut ketika Rani masuk membawa minuman dan dua toples kue kering dan bertanya.

“O ya Wat, apa kamu juga suka membaca?

Aku hanya menganggukkan kepala sambil meminum sirup yang di suguhkan Reni.

“Kamu boleh kok pinjam buku-bukuku”.

“Senang ya Ran punya orang tua kaya, bisa membelikan buku-buku yang bagus”.


“Syukurlah, tapi ayah dan ibuku mewajibkan aku menyisihkan uang jajanku untuk membeli buku lho setiap bulannya. Jadi buku-buku itu ada yang memang ku beli dari kantongku sendiri. Meski uang jajannya dari ibu. Dan aku senang melakukannya. Kamu juga bisa kok meniruku,”ujar Rani sambil membuka lemari besarnya yang berisi buku-bukunya.

“Satu lagi Wat kamu juga bisa meminjam buku-buku di perpustakaan daerah kita. Koleksi bukunya lengkap lho. Aku juga sering ke sana bersama ayah jika hari minggu”.

“Perpustakaan daerah yang megah itu. Wah aku tidak pernah punya ide untuk mengunjunginya. Tetapi terima kasih ya Ran sudah memberi tahuku. Setidaknya ada jalan keluar ketika keinginanku membaca itu tidak tersalurkan”.

Berteman dengan Rani membuat semangat membacaku berkobar lagi. Ada tiga hal yang bisa aku lakukan yaitu meminjam koleksi bukunya, menyisihkan sedikit uang jajanku untuk membeli satu buku setiap bulannya dan mengunjungi perpustakaan. Ada banyak hal yang bisa ku ketahui dengan membaca untuk mengisi sisa waktuku setelah sekolah dan bermain. Dan kegiatan baruku adalah pergi ke perpustakaan daerah setiap hari minggu.****

#ODOP menulis setiap hari
#Edisi Rindu Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru

Comments

  1. Ah tulisan mbak Wiwid membuat sy semakin rindu sama salah satu tempat favorit ini.
    'Perpustakaan Mastrip' (Perpustakaan Umum Kabupaten Jombang).
    Base camp sy n the gank tiap pulang sekolah dulu.
    Duh cepatnya masa itu berlalu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya mbak kayaknya kalo udah di perpus rasanya nggak mau pulang

      Delete
  2. Perpustakaan...jadi kangen. Dulu saya sangat akrab dengan tempat ini. Saat bekerja sudah susah, week end biasanya tutup sih Mba.

    ReplyDelete
  3. sy blm pernah ke perpustakaan daerah.. cuman dengar2 klo bukunya kebanyakan buku lama..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,