Skip to main content

LELAKI BERAROMA MIE Bag.5



news.babe.co.id

Menikmati pagi yang cerah di selimuti hawa yang dingin, Rindang menyusuri jalanan desa menuju ladang singkong, Seharusnya Rindang tidak bersembunyi disini. Ah, aku tidak bersembunyi di sini, Rindang berdalih dalam hati.  Rindang hanya terlalu cepat menerima tawaran dari bossnya untuk meliput kegiatan pembinaan kewirausahaan di salah satu dusun terpencil di Propinsi Lampung yang di adakan oleh salah satu perusahaan Mie dari Jakarta. Dusun ini belum tersentuh oleh arus perindustrian dalam pengolahan Singkong hingga bisa bernilai jual tinggi. Padahal hasil bumi singkongnya sangat melimpah.

Diujung jalan terlihat sebuah gubug kecil berukuran 3x3 m, seorang ibu berjualan jajanan pasar disana. Rindang masuk dan duduk memesan segelas teh hangat kepada seorang  ibu paruh baya si pemilik warung.


“Mau coba getuknya neng mumpung masih hangat. Saya sendiri yang membuatnya,” si pemilik warung menawarkan getuknya ketika menaruh pesanan teh Rindang.

Rindang hanya menggeleng. Menyeruput teh hangat di hadapannya sambil menantap  seorang pemuda paruh baya memanen singkong di ladang seberang warung kecil itu. Seorang ibu kurus dan belum terlalu tua mengumpulkan singkong-singkong di dalam keranjang besar yang terbuat dari anyaman kasar bambu.

“Bu, apakah di sekitar sini tidak ada warung mie ayam yang lezat,” tanya Rindang tiba-tiba.

“Tidak ada neng, kalaupun ada harus pergi ke kecamatan dulu.  Dua jam dari sini neng.”

Rindang hanya tersenyum. Suasana desa ini sungguh mengingatkan Rindang akan desa Lelaki kurus tampan yang di kunjunginya beberapa hari sebelum keberangkatannya ke Lampung meliput acara ini. Di suguhi semangkok Mie ayam buatan Lelaki kurus Tampan dan secangkir teh hangat yang masih mengepul asapnya, membuat pagi itu begitu menghangat. Lelaki kurus tampan itu membuat Rindang rindu akan Mie ayam lezatnya. Setiap berdekatan dengannya seolah aroma mie yang harum dan khas memancar dari tubuhnya. Bagi Rindang sebuah aroma yang unik. Ah mungkin hanya Rindang saja yang bisa menghirup aroma mie dari tubuh lelaki kurus tampan itu.

Lelaki beraroma mie, apa kabarmu disana?

#ODOP menulis etiap hari
#Tantangan Cerbung

Comments

  1. Ciyeee Rindang keknya kesengsem neh ma mas Ridwan..😄

    ReplyDelete
  2. Sepertinya dia baik-baik saja mba. hee :)

    ReplyDelete
  3. lelakinya ga mandi ya? masih beraroma mi

    ReplyDelete
  4. Aku juga suka mie ayam... Tenang, tdk dengan lelaki kurus tampannya, hhoo

    ReplyDelete
  5. Ada yg kangen nih....awas baper lho

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,