Skip to main content

WIN DAN HUJAN Bag.6

www.pixabay.com
"Mobil remote control saja," Ucap Bapak sore itu di sebuah toko mainan.“Sudah berhari-hari Bapak memikirkan kado yang tepat untuk ulangtahun pernikahanmu yang pertama,” 

Hari itu sehari setelah ulang tahun pernikahan Win dengan Bram yang pertama. Win yang menemaninya merasa tidak yakin.

"Kenapa mobil remote control pak?” Bapak tidak menjawab, kakinya kemudian melangkah menuju kasir. Di luar mendung menggumpal. Sejenak Bapak menatap mendung itu. Bibirnya merekah sejenak. Bapak menyerahkan kotak mobil remote itu. Win menerimanya dengan diam.

"Mobil itu utuk anakmu kelak, Bapak tidak tahu bisa menimang anakmu atau tidak".


Win terkesiap. Bapak terdengar aneh. Win kembali terdiam dengan hati yang sedih. Nuraninya berkata lain. Vespa antik Bapak meluncur perlahan. Bapak dan Win sama-sama terdiam dalam pikiran masing-masing. Tiba-tiba Hujan deras membasahi mereka di tengah perjalanan. Hujan yang sepertinya memang ditunggu Bapak sejak tadi.

"Pak kita berteduh saja."

Win tahu Bapak tidak pernah membawa mantel.

"Tidak apa, kita sama-sama mencintai hujan. Tetapi kita tidak pernah bermain dengan hujan" jawab Bapak. Win terdiam kembali. Sore yang berakhir dengan tangis. Masih ingat Win ketika pagi itu Bapak menelepon minta di temani jalan-jalan ke pusat perbelanjaan di kotanya. Katanya Bapak ingin memberikan kado ulangtahun pernikahan Win yang pertama. Ketukan pintu membuyarkan kenangan Win tentang Bapak dan mobil remote control. Bram pulang.

Win menyuguhkan segelas air putih untuk Bram. Bram terlihat kelelahan tetapi terpancar kebahagiaan dari binar matanya. Namun Win tidak berani bertanya. Bram tidak suka ditanya sesuatu jika dia sedang lelah. Meskipun itu kabar bahagia.


"Duduklah di dekatku Win," panggil Bram tiba-tiba. Win memandang Bram. Diletakkannya perlahan novel Ai yang mulai asyik di bacanya. Win beringsut mendekati Bram. Kemudian tangan Bram merengkuh pundak Win dan disandarkan kepalanya di bahu Bram. Berdua menikmati malam ditemani rintik hujan gerimis di luar sana. Untuk pertama kalinya Win mendengar cerita panjang Bram. Hingga jam dinding berdentang sebelas kali seolah menyadarkan mereka untuk segera beranjak ke peraduan.

Bersambung

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,