Skip to main content

MENCARI TEMAN SEJATI

Sumber: www.deviantart.com

Wajahnya ayu, berkepribadian tegas, smart dan seorang muslimah yang taat. Usianya hampir kepala tiga di tahun ini. Dan dia masih lajang. Seharusnya dilihat secara mata memandang, seharusnya tidak ada laki-laki baik yang menolaknya. Bukannya dia tidak berusaha untuk mencari pendamping hidupnya. Beberapa waktu lalu dia mencoba berta’aruf dengan seorang lelaki. Tetapi berujung pada ketidakjelasan dan akhirnya sang lelaki mengundurkan diri dari proses ta’aruf itu.



Mungkin sebagian orang bertanya, Apakah tidak ada laki-laki yang tertarik dengannya dilingkungan kerjanya? Bukan tidak ada. Dia terlanjur membentengi diri dari virus pacaran. Dan ketika ada yang benar-benar serius dengannya justru dia tidak tertarik, karena beda suku (maaf bukan SARA, tapi ini nyata).

Jangan salahkan dia karena menginginkan pendamping hidup yang satu suku. Meski pada kenyataanya Allah telah menciptakan kita dari berbagai suku agar kita saling mengenal dan memahami satu sama lain. “Tapi ini pernikahan mbak, aku berhak menentukan pilihanku” katanya suatu hari. Aku mengangguk mencoba mengiyakan.

Mencoba membantunya untuk menjodohkanya dengan bantuan seorang teman yang kebetulan suaminya ustadz, lagi-lagi lelaki yang datang menawarkan diri adalah seorang yang berasal dari seberang pulau jawa.

Suatu hari akhirnya dia berani menceritakan kepadaku bahwa kenapa pernikahan seolah tidak begitu di pikirkannya. Dia merasa takut, takut jika ternyata suaminya kelak adalah seorang yang kasar, suka main pukul, temperamental dan hal-hal jahat lainnya.

Dengan lembut ku berkata padanya,”Kamu wanita baik, insyaAllah suamimu kelak juga orang baik. Sifatnya tidak akan jauh berbeda denganmu.”

Kemudian mengalirlah cerita tentang kehidupannya selama ini, bahwa kehidupan yang mengitarinya selama ini telah menghantui pikirannya. Fragmen buruk pada sebuah pernikahan yang berujung ketidak bahagiann banyak di jumpai di lingkungannya dan itu cukup terpatri di memorinya.

Dia begitu takut, ketika karir yang telah dirintisnya dari nol dan kini sudah menampakkan hasilnya, harus dia gadaikan dengan ketidak bahagiaan dan itu terikat dalam sebuah pernikahan.

Sekali lagi ku katakan padanya “Kamu Wanita baik, InsyaAllah suamimu kelak tidak akan begitu jauh darimu. Rajin shalat atau Sholat berjamaah di masjid jadikanlah syarat utama untuk mendapatkannya”.

Dia mengangguk dan binar harapan seolah terpancar disana. Semoga kali ini Allah memudahkan langkahmu untuk mendapatkan pendamping hidup yang baik dan sholeh, batinku berdoa

Teruntuk Sahabatku dekat di hati yang sedang berniat menyempurnakan setengah diennya.


 #Catatanhatiakhwat #ceritatentangpernikahan

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,