Skip to main content

IMPIAN

www.weheartit.com

Dalam hitungan hari, tahun akan segera berganti. Desember yang sejuk akan segera meninggalkan diri. Apa yang kamu ingin capai di tahun 2017? Begitu mungkin tanya yang menggema didalam jiwa ini.
Aku hanya mematung, merenungi pertanyaanya yang sudah tak asing lagi, dikirimkan ke dalam otakku kemudian syarafnya menggerakkan jemariku untuk menuliskan beberapa impian. Sekian tahun dia tinggal di dalam diriku, pertanyaan yang sama selalu keluar darinya. Jawabankupun selalu tidak begitu “berbeda”.  
Dulu berderet-deret impian yang kutulis, ingin kugapai di tahun itu. Namun teryata itu semua hanyalah tetap sebuah tulisan yang tak terealisasikan. Menangis diakhir tahun? Entahlah, aku sendiri lupa. Yang kuingat, aku menuliskan lagi impian-impian itu di tahun baru berikutnya. Dan nasibnya sama, impian itu kandas.
Aku tak tahu lagi dimana kertas yang telah tertorehkan impian-impianku, mungkin sudah menjadi bubur kertas atau sudah membaur bersama cacing-cacing tanah. Semua impian-impian itu kini hanya menjadi prasasti didalam otakku.
Sejak itu, ruang impianku gelap. Aku tak mau menuliskan impian-impian. Ketika begitu banyak orang menuliskan impian yang ingin dicapai diakun sosmed mereka, hatiku tetap sunyi, sepertinya aku mati dari bermimpi.
Beberapa hari kemudian, suara-suara indah terdengar ditelingaku. Suara-suara yang terdengar memberikanku semangat, menasehatiku, agar aku tetap menuliskan impian. Kata mereka Tuhan akan merealisasikan impianku. Kata mereka lagi, dengan bermimpi aku akan menjadi hidup. Tapi aku tetap bergeming. Aku masih hidup tanpa impian.
Sejak itu, mereka melihatku seperti mayat hidup. Bernafas, tetapi tak punya gairah. Hidup yang monoton. Bangun tidur, kerja, tidur, bangun tidur, kerja tidur begitu seterusnya hingga kini. Jika mereka bertanya apa impianku, aku selalu menjawab jika aku tak punya impian.
Hingga beberapa waktu lalu aku bertemu denganmu. Kita bercerita banyak hal, tentang hobi kita yang sama, menulis dan membaca. Kitapun mempunyai selera novel yang sama. Hari-hari berlalu kita habiskan membahas novel-novel yang pernah kita baca. Hingga aku memberanikan diri menorehkan impian. Untuk pertamakalinya setelah sepuluh tahun aku hidup tanpa impian. Impianku adalah hidup bersamamu.
Senja memerah ditepi pantai. Kita bericara tentang tahun yang akan berganti. Impian baru. Ketika kutanyakan impianmu di tahun 2017, kamu menjawab dengan mata berbinar, “Aku akan menikah dengan Luna.” Seketika aku merutuki hatiku, karena berani menorehkan impian. Aku terdiam beberapa saat.
Ketika senja bertemu dengan ujung cakrawala, guratnya begitu indah mewarnai hatiku. Hingga aku memutuskan untuk memulai impianku di tahun 2017. Impian sederhana yaitu melihatmu menikah dan bahagia bersama Luna.
(End)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,