www.pixabay.com |
I
Dunia
yang riuh kini hadir dihatiku. Riuh menyebut namamu, sejak pertama kita
bertemu. Tak perlu heran jika namamu terpatri di hatiku. Debaran hatiku
setiap menatapmu dari jauh. Rasa kagum yang mengukir setiap putaran
waktu. Jarak yang terukir antara keduanya hanya sejengkal, antara cinta
dan kekaguman.
Kita
bukan siapa-siapa. Hanya dua orang pecinta aksara. Merangkainya sedemikian
rupa. Hingga tercipta rangkaian kata, yang alunan melodinya senada dengan hati
kita.
Don’t wonder how I know your
name
Its whispered by the breeze
And its certain why it’s
hypnotizing me
How can you size the spaces?
Between love and admiration
It is frightening it is
something, I can see
(Sofie, I Love You)
II
Perlukah
aku mengabarkan kepadamu, tentang sekelumit rasa yang menggganguku? Mengusik
setiap detik pusaran waktu yang kulalui.
Aku
menyukai rasa ini. Ketika aliran listrik mengalir di setiap jemariku, debaran
jantung yang tak menentu, pancaran mata yang tak bisa berpaling darimu, dan hiasan
senyum yang selalu menghias lengkung bibirku.
Namun
kutahu, kita bukan siapa-siapa. Kita hanya dua manusia pencinta aksara.
Menggoreskan setiap warna kata yang mengatakan tentang aroma cinta.
Cinta
hanya perlu bahagia. Melepaskanmu dengan suka cita. Tak perlu mengikat rasa
yang tak di ridhai oleh Nya. Sebelum ikatan rasa itu dihantarkan ke istana di langit
ke tujuh di atas sana.
Maybe our hearts will find their
way
Only heaven knows,
and all I can
do is hope and pray
Cause heaven knows,
My friends keep telling me
That if you really love him, you
got to set him free
And if he returns in kind, I’ll
know he’s mine
(Heaven knows, Rick price)
( note : change from her to him)
III
Lagu
ini ingin kunyanyikan bersamamu. Tentang kita. Engkau yang membuat hidupku lebih
berwarna untuk pertama kalinya. Cinta pertama. Meskipun, aku ingin engkau yang
terakhirnya.
“Kau
menyerah?.” Sosok diammu menanyakan itu.
Aku
ingin menjawab tidak. Namun, intuisiku lebih tajam dan berkata lain.
Kulangitkan doa ini kepada pemilikmu, dan akan kunyanyikan lagu ini meski bukan engkau yang di sampingku.
my first love, your every breath
that I take
your every steps are make
And I, I want to share all my
love with you
No one else will do
And your eyes, your eyes, your
eyes
They tell me how much you care
Oh yes, you will always be
My endless love
(Endless love, Lionel Richie
& Diana Ross)
IV
Sosokmu
masihlah sama. Meski kau terdiam saja. Kusadari rasaku ini semakin
menggila. Berlari darimu harus kulakukan. Namun, bahwa kakiku
membeku di hadapanmu. Bukan karena salju yang turun tiba-tiba di kota kita, melainkan karena selembar kertas warna merah hati, yang membuat kota ini akan mati.
Aku
menyadari kini, melabuhkan rasa kepada seseorang pencinta aksara adalah bagai
pisau bermata dua. Membuai dan nelangsa.
Kertas
merah hati itu bukti, bahwa engkau pandai mengukir namamu di sana, dengan aksara indah.
Aksara yang membuat kotaku mati meski aroma mawar harum bertebaran mewangi.
Ketika
pagi itu aku datang untuk menghirup aroma mawarmu, hatiku bernyanyi.
Mencintaimu
hanya sederhana, tak perlu memiliki jika engkau bukan takdirku. Hanya perlu lega
melihatmu selalu tersenyum bahagia.
Never mind I’ll find someone
like you
I wish nothing but the best for
you too
Don’t forget me, I beg
I remember you said, sometimes
in last in love
But sometimes it hurts instead
(Someone like you, Adele)
(End)
#Untukmu yang "menggangguku" setiap hari.
Aihhh, siapakah gerangan "pengganggumu", bund?
ReplyDeleteitu tuh
DeleteI was here
ReplyDeletethank you uncle
Deleteohh jadi uncle yang menganggu dirimu setiap hari bunn
DeleteBukan mas tian, aku yang sering ganggu uncle
Delete"Let It Go" by James Bay
ReplyDeleteok..ok
DeleteManis sekali mba, sekalian mewakili rasa yang ada.
ReplyDeleteHmmm untuk mb na
Deletebaper hi hi hi
ReplyDeleteHihihi
DeleteDuh...jd kebawa ke masa mudeeeeu 😀
ReplyDeleteMasa muda ya mbak..
DeleteSo sweet...😍😍😍 dalem euy..
ReplyDeleteLove love
DeleteAda kolaborasi lirik lagi nih...jadi mnarik mbak....
ReplyDeleteTerimakasih sudah mampir mas
Deleteso sweet
ReplyDeleteTerimakasih mbak nazlah
DeleteAseeeekkk....
ReplyDeleteHadoooh ... pingin ke tahun 2008
ReplyDelete