Skip to main content

Kamu, Dia dan Pelajaran IPA

www.inovasibiomasa.blogspot.com

Kepalamu tertelungkup di meja. Bahumu terguncang, seketika setelah guru di depan kelas menyebutkan sejumlah angka untuk salah satu nilai mata pelajaran IPA. Semua mata di kelas memandangmu sekilas, seolah paham perasaanmu. Sunyi tercekat. Hatimu terpuruk, seolah hari itu menjadi hari terburuk. Malu, sedih dan kecewa terhadap dirimu sendiri, itu yang kamu rasa.
“Kenapa dulu aku memilih masuk ke kelas IPA.” Hatimu bergelut penuh tanya. Sedangkan dulu namamu sempat tertera di kelas IPS2. Meski pada kenyataanya, kamu tidak begitu buruk di kelas IPA. Seandainya kamu menyadari jika nilai-nilaimu dulu lebih unggul di pelajaran sosial. Dan hari ini dunia mengabarkannya, kamu mendapat nilai terendah untuk mata pelajaran Biologi.

Kamu merasa begitu susah memahami Biologi. Padahal menurut teman-temanmu, pelajaran biologi hanya perlu rajin menghapal. Kamu merasa otakmu bebal menghapal setiap fungsi organ tubuh dan segala macamnya. Kamu sendiri tak mengerti, mengapa lebih mudah menghitung jumlah atom pada molekul hydrogen daripada menjawab soal-soal biologi yang semuanya sudah ada di buku materi? Bahkan nilai fisikamu jauh lebih baik, Fisika yang penuh dengan rumus-rumus dan logika yang rumit.
Dia yang memperhatikanmu dengan tatap mata penuh kasih, hari ini dia memilih duduk disampingmu. Sebuah cerita lucu dia sampaikan kepadamu. Kemudian tawamu terdengar begitu lepas. Ucapan terimakasih terdengar lirih dihatimu yang tak terucap kepadanya dari bibir mungilmu, untuk hari yang penuh tawa. Untuk hari-hari kedepan dengan tatapan baru tanpa ketakutan, takut akan kegagalan.
Kamu, dia dan pelajaran IPA. Seperti partikel-partikel debu yang beterbangan diudara. Berkilau ketika ditimpa cahaya. Penuh pesona, karena semangat yang membara. (End)
#Tantangan ODOP 

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,