Skip to main content

ODOP di antara Kelas Fiksi, Non Fiksi dan RCO

www.pinterest.com

Kita mungkin sering mendengar di berbagai forum kepenulisan bahwa menulis non fiksi itu lebih sulit dibandingkan dengan menulis fiksi. Namun, bagi penulis non fiksi sendiri tentu juga akan mengatakan jika menulis fiksi itu tidak mudah karena passion mereka ada di ranah non fiksi.
Kita pun tidak bisa menilai jika salah satu dari kedua jenis tulisan itu lebih unggul daripada salah satunya. Tentunya penulis dari kedua jenis tulisan mempunyai niat baik yang ingin disampaikan ke kalangan luas yaitu sebuah berita yang mengandung kebaikan. Hanya mungkin cara penyampaiannya dalam bentuk tulisan fiksi ataupun non fiksi, karena ditulis dengan gaya yang berbeda, pastinya kedua jenis tulisan ini mempunyai pasar pembaca sendiri.
Tulisan fiksi ataupun non fiksi mempunyai tingkat kesulitan yang sama, keduanya juga memerlukan riset dan acuan buku yang tidak sedikit untuk menghasilkan tulisan yang benar-benar bagus, juga harus di sampaikan dengan gaya penceritaan yang baik sehingga pembaca tidak bosan dan bisa menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Saat ini, untuk mewadahi minat kepenulisan anggota di antara kedua jenis tulisan tersebut, maka team odop menggagas 3 program baru yaitu
Program Kelas Fiksi dan Program Kelas Non Fiksi
Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan anggota sesuai dengan minat kepenulisannya, fiksi atau non fiksi. Kegiatan dilaksanakan dua hari dalam seminggu. Tujuan akhir dari setiap kelas ini adalah menerbitkan sebuah novel ataupun buku. Kedua jenis kelas ini dimentori oleh orang-orang yang sudah tidak diragukan lagi kemampuan menulisnya dari kedua jenis tulisan tersebut. Tentunya di setiap akhir materi, anggota tiap-tiap kelas mendapat tugas yang harus di selesaikan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Jika anggota tidak menyelesaikan pada batas waktu yang telah ditentukan maka akan berkuranglah kesempatan untuk mengikuti kelas di hari berikutnya.
RCO (Reading Chalenge ODOP)
Selain kedua program tersebut di atas, team odop juga membuat program baru yaitu RCO (reading challenge ODOP). Tentunya sebagai calon penulis kita harus banyak-banyak membaca bukan? RCO sendiri adalah sebuah program yang mengharuskan anggotanya membaca minimal 10 halaman setiap harinya dan harus menyetor jumlah halaman yang dibacanya pada hari tersebut. Tentu tujuan utama dari RCO ini membuat anggota RCO terbiasa membaca setiap harinya.
Meskipun dari tiap-tiap kelas akan ada reward yang disediakan team bagi yang tetap konsisten dalam menyelesaikan tugasnya, namun, sesungguhnya dari waktu kewaktu akan kita rasakan reward itu datang dengan sendirinya menghampiri kita. Jika bukan menghasilkan sebuah karya yang istimewa, tentu reward lain yang kita dapatkan adalah kita akan terbiasa membaca setiap harinya, kemudian candu dan akan terus merindu jika kita meninggalkannya barang sehari saja.

Nah, Bagaimana dengan kalian sendiri yang sedang belajar menulis? Jenis tulisan manakah yang ingin kalian kuasai? Jangan lupa untuk membaca setiap hari! (end)

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,