Judul : Perempuan Suamiku
Penulis : Izzatul Jannah
Penerbit : PT Syaamil Cipta
Media
Tahun Terbit : Cetakan kedua, Maret
2005
Tebal halaman : 98 Halaman
ISBN :
9793529342
Membaca judul dari buku
ini, Perempuan Suamiku, pastilah di dalam benak kita terbayang bahwa suami
perempuan itu telah memiliki perempuan lain dalam kehidupannya. Selain itu
mungkin juga dibenak kita akan terbayang konflik yang terjadi jika memang ada
perempuan lain dalam kehidupan suami kita.
Judul buku, Perempuan
Suamiku, memang mewakili duabelas cerpen yang tertulis dalam kumcer ini. Tema
tentang masalah rumah tangga yang diambil oleh penulis, Izzatul Jannah, seolah
ingin menyampaikan kepada para pembaca, bahwa seperti apapun kebahagiaan dalam
rumah tangga yang terlihat oleh mata kita, tetap saja ada masalah yang harus
dihadapi dan diselesaikan oleh mereka.
Penulis menggambarkan
tokoh dalam setiap cerpennya begitu apik. Membangun karakter setiap tokohnya
dengan menggambarkan sifat manusia pada umumnya yang memang memiliki sisi baik
dan sisi buruk. Tokoh yang digambarkan seperti ini justru akan membuat pembaca
menerima karakter tokoh dengan baik dibanding penulis menuliskan tokoh yang
begitu sempurna yang mungkin sering kita lihat di sinetron-sinetron. Di dalam
penggambaran tokohnya, pembaca akan diajak memahami bahwa setiap manusia itu
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Kemudian, dari keduabelas
cerpen yang tersemat di dalam buku ini, kebanyakan penulis menggunakan alur
maju dalam gaya penceritaanya. Hanya ada beberapa cerpen yang menggunakan alur maju-mundur
seperti contoh dalam cerpen Langit Tanpa Tepi dan cerpen Perempuan Suamiku.
Dalam cerpen Langit Tanpa Tepi, pembaca diajak menelusuri kenangan masa lalu
tokoh utama dari sebuah diari yang dibacanya. Tentang kesibukannya di masa
lalu, tentang abai yang dilakukannya hingga hari-hari terakhir seseorang yang
dicintai meninggalkannya namun justur menyiapkan kejutan akhir yang tidak disangka
oleh tokoh utama. Sedang dalam cerpen Perempuan Suamiku yang menggunakan alur
maju mundur tidak jauh berbeda dengan cerpen Langit Tanpa Tepi, ketika perempuan
yang merupakan tokoh utamanya kedatangan seorang perempuan lain saat pemakaman
suaminya, meluncurlah cerita dan memori masa lalu hingga si tokoh utama bisa
memahami alasan yang dilakukan suaminya, mengambil wanita lain sebagai istriya.
Secara keseluruhan buku
ini sangat apik, disajikan dengan bahasa yang sederhana. Namun, pilihan
kata-katanya mampu menggambarkan dengan baik suasana ataupun perasaan yang di
rasakan oleh tokoh utamanya. Hal ini membuat pembaca ikut tercabik-cabik, kesal
ataupun marah seperti mungkin perasaan yang ingin digambarkan oleh penulisnya.
Dari keseluruhan
keduabelas cerpen yang ditulis oleh Izzatul Jannah, pembaca dapat mengambil
pesan yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu rumahtangga itu selalu saja ada
masalah, namun cara kita mennyelesaikan masalah itulah kunci utamanya.
Meskipun buku ini terbitan
lama tetapi sangat recommended bagi kalian yang sedang mencari referensi
buku dengan tema rumah tangga dan bisa digunakan jika kalian sedang belajar
menulis; bagaimana penulis menyusun plot; mencipta karakter; mencipta konflik
dan penyelesaiannya. Selamat belajar dan membaca!
Comments
Post a Comment