Skip to main content

Menjejak Kembali Impian


sumber : www.pixabay.com
Menilik kembali tahun 2017 yang sebentar lagi berganti pastinya kita punya mimpi yang ingin dicapai di tahun 2018 nanti.
Jadi, apa saja sih yang telah saya capai dari resolusi 2017 yang juga pernah saya tuliskan di dalam blog ini?
Ternyata di tahun 2017 saya mempunyai 3 mimpi sederhana yang saya tuliskan di awal bulan Januari
Tulisan dimuat di media
Menjadi blogger
Menghidupkan dunia literasi lewat dunia perodopan
Dan pada bulan Mei 2017 saya menulis ulang mimpi-mimpi yang saya ingin raih di tahun 2017, tulisan yang ditulis dalam rangka mengikuti milad ke-27 Mbak Sabrina dan mnjadi salah satu pemenangnya. Di sana saya cantumkan beberapa impian:
     Menjadi penulis yang konsisten dan bermanfaat bagi pembaca
     Menerbitkan buku nonfiksi
     Menunaikan ibadah umroh
     Mempunyai perpustakaan pribadi
     Menggiatkan dunia literasi
     Travelling ke seluruh pelosok negeri
     Mempunyai bisnis pribadi yang bisa saya jalankan di rumah
Apakah akhirnya tulisan saya bisa dimuat dimedia? Bagaimana dimuat jika tidak pernah mengirimkannya. Lagu lama selalu terulang. Ketika mulai menulis dan diniatkan untuk dikirim ke suatu media, tetapi ternyata saya tidak pernah menyelesaikan tulisan tersebut. Walhasil di folder beronggok tulisan-tulisan yang tak pernah (belum) menemukan endingnya. So, apakah di tahun 2018 saya masih bermimpi untuk mewujudkan satu impian yang saya anggap gatot ini?
Kemudian mimpi menjadi blogger, mimpi ini sepertinya masih sama dengan mimpi yang saya tulis d bulan Mei pada poin pertama, “Menjadi penulis dan yang konsisten dan bermanfaat bagi pembaca”. Ini sungguh hal yang disayangkan karena justru pada bulan-bulan akhir menjelang ganti tahun, jumlah tulisan di blog saya semakin sedikit, sedang sebelumnya paling sedikit 2 kali sehari saya update blog.
Mimpi ketiga sepertinya juga sama dengan impian yang saya tulis pada bulan Mei di baris ke-5, menggiatkan dunia literasi. Dan sepertinya ini ini dikabulkan sama Alloh, sehingga sampai pada hari ini saya masih di amanahi menjadi PJ fiksi ODOP. Hmm…sampai jadi simbah-simbah beneran ya mungkin. Hahahaha.
Menerbitkan buku nonfiksi? Ah ini baru sekedar outline dan sinopsisnya. Macet. Justru buku fiksi yang tidak masuk dalam daftar impian terbit, mungkin akan terbit sebentar lagi. Aamiin.
Mempunyai perpustakaan pribadi? Jumlah koleksi buku saya yang nangkring di rak buku, jumlahnya mungkin baru 200-an. Entahlah, saya tidak menghitungnya dengan tepat. Tetapi tetap saja proyek menyisihkan anggaran untuk membeli buku tiap bulannya menjadi priporitas utama yang tidak bisa saya gantikan.
Lalu, bagaimana dengan impian travelling ke seluruh pelosok negeri? Mimpi ini mungkin terdengar muluk-muluk, karena tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dan sepertinya untuk impian yang satu ini Alloh menunda untuk menunjukkan jalan keluarnya. So, enjoy aja.
Di luar impian-impian yang saya tuliskan di atas, Alloh tentunya memberikan hadiah-hadiah kejutan yang tidak pernah saya bayangkan. Meskipun bagi saya pribadi, tahun 2017 adalah tahun terberat dalam hidup yang pernah saya jalani, meski Alloh selalu menyiapkan penawarnya. Hingga akhirnya saya sangat yakin, seberapapun pergulatan batin yang saya alami, baik campuran antara sedih, bahagia, marah, putus asa, kecewa dan perasaan-perasaan lainnya yang datang silih berganti, saya tahu bahwa Allohlah satu-satunya tempat saya mengadu, tempat saya menangis dalam pelukan-Nya, karena Dia tidak pernah meninggalkan saya.

Jejak-Jejak Kaki
oleh Maragreth Fishback

Suatu malam aku bermimpi
Aku berjalan di tepi pantai dengan Tuhan
Di bentangan langit gelap tampak kilasan-kilasan adegan hidupku
Di setiap adegan, aku melihat dua pasang jejak kaki di pasir
Satu pasang jejak kakiku, yang lain jejak kaki Tuhan
Ketika adegan terakhir terlintas di depanku
Aku menengok kembali pada jejak kaki di pasir
Di situ hanya ada satu pasang jejak
Aku mengingat kembali bahwa itu adalah bagian yang tersulit dan paling menyedihkan dalam hidupku.
Hal ini mengganggu perasaanku maka aku bertanya Kepada Tuhan tentang keherananku itu

“Tuhan, Engkau berkata ketika aku berketepatan mengikut Engkau, Engkau akan berjalan dan berbicara dengan aku sepanjang jalan,
Namun ternyata pada masa yang paling sulit dalam hidupku hanya ada satu pasang jejak
Aku tidak mengerti mengapa justru pada saat aku membutuhkan Engkau, Engkau meninggalkan aku…”

Tuhan berbisik,” Anakku yang Kukasihi, aku mencintai kamu dan takkan meninggalkan kamu pada saat sulit dan bahaya sekalipun. Ketika kamu melihat hanya ada satu pasang jejak, itu adalah ketika Aku menggendongmu.”

Judul asli puisi adalah Footprints yang di terjemahkan menjadi “Jejak-Jejak kaki” – Sumber Kompasiana-


Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,