Skip to main content

Belajar


Pabrik tempatku bekerja adalah tempat kedua yang banyak menyita waktu dari 24 jam yang kupunya. Perbedaanya adalah, di pabrik aku nggak boleh leyeh-leyeh. Sedang di rumah, aku bisa tidur kapan saja sesukaku.
Namun, dari dua tempat itulah aku belajar. Di rumah, belajar menjadi ibu, menjadi istri, memahami anak-anak dengan segala keunikan mereka. Salah satu hal mendasar yang aku dapatkan untuk bekal menjadi itu semua adalah sabar. Semua teori tentang menjadi ibu dan istri yang baik bisa kubaca, kuhafalkan mungkin sampai hafal di luar kepala. Namun pada kenyataanya, ketika dihadapkan pada ujian praktik, semuanya tidak semudah teori yang telah kupelajari sebelumnya.
Sedang di pabrik, menjadi seorang bawahan yang harus tunduk segala peraturan yang telah ditetapkan perusahaan dan juga mungkin atasan. Di sini, aku bertemu dengan berbagai orang dari semua suku bangsa, memahami sifat dasar dan adat istiadat mereka. Ada yang berperilaku baik dan benar-benar tulus, ada juga yang berperilaku buruk. aku harus memahami mereka pada intinya, jika ingin tetap nyaman dan tidak menimbulkan konflik.
Di sini aku juga sering mendapatkan golden ways dari boss. Boss adalah sosok yang cerdas, susah untuk dipatahkan pendapatnya, dan sedikit banyak sifat-sifat seorang psikopat ada di dalam dirinya. Namun jika direnungi, kata-katanya selalu benar.
Selain itu, di sini banyak pekerjaan yang dipegang oleh seseorang di luar latar belakang pendidikannya. Seperti di bagian Material tempat di mana aku tersuruk. Di sini, seharusnya latar belakang pendidikannya adalah Tekhnik Industri. Namun pada kenyataanya ada yang lulusan jurusan Sistem Informasi atau Teknik Informatika yang seharusnya bisa masuk ke department IT. Ada lagi yang jurusan biologi, bahasa inggris yang mungkin lebih baik jadi pendidik, pekerjaan kami adalah berhubungan dengan komponen-komponen yang digunakan untuk membangun sebuah PCBA. Satu kesimpulan, apapun pendidikan kita jika kita diberi kesempatan dan dari dalam diri kita ada kemauan untuk belajar maka kita akan mampu menguasai sebuah ilmu baru yang tidak kita kuasai sebelumnya.
Maka, tempat belajar terbaikmu adalah apa yang ada di dekatmu, apa yang kamu alami sehari-hari dan segala hal yang berada di lingkungan sekitarmu.. (end)

#30DWC
#Day28
#OneDayOnePost

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,