Skip to main content

WIN DAN HUJAN Bag.3

www.pixabay.com
Bagian sebelumnya:

Aroma hujan masih menusuk hidung sore itu. Saat Ayla Bram memasuki halaman rumahnya, seorang perempuan tua duduk di teras sedang menunggunya. Seingat Bram dia tidak pernah memberikan alamat rumah barunya kepada perempuan itu. Belum sempurna Bram menutup pintu Aylanya, perempuan tua itu tiba- tiba sudah memeluknya. Bram terpaku, kemudian rasa kerinduan mencair dihatinya membuat kedua tangannya membalas pelukan perempuan itu dengan penuh kasih.

"Aku rindu kamu Bram, ini oleh-oleh untukmu," sambil diserahkannya sebuah kotak seukuran bungkus mi instant.

"Datanglah besok malam ini ke rumah. Ikhlaskanlah".


           Bram terdiam membisu. Ditatapnya perempuan tua itu. Rambutnya yang mulai memutih, tulang pipinya semakin cekung. Namun ada kelembutan hati terpancar dari sinar matanya. Sebenarnya Bram tidak ingin membuat hati perempuan tua ini kecewa. Tetapi dasar hatinya yang paling dalam berkata lain.

"Apakah aku harus datang Bu?"

Berganti perempuan tua itu yang menatap Bram, tatap penuh harap. Kemudian dia bergegas pamit meski Bram belum membuat keputusan. Win baru saja turun dari mobil kantor yang mengantarkannya pulang, ketika perempuan itu meninggalkan pintu gerbang. Dan melihat Bram yang masih terpaku diteras rumahnya.

"Siapa Mas," tanya Win penasaran.

"Ibu" jawab Bram singkat tanpa ekspresi meski matanya meredup. Jawaban Bram membuat Win semakin penasaran. Jelas perempuan tua tadi bukan ibu mertuanya, pun Bram tidak pernah bercerita atau mengenalkan perempuan tua lain sebagai ibunya.


"Ini ada oleh-oleh untuk kita" ujar Bram sambil beranjak masuk dan menenteng sekotak oleh-oleh dari perempuan tua tadi. Win sama sekali tidak tertarik dengan oleh-oleh itu. Sepanjang malam pikirannya bekerja keras menyusun puzzle untuk menjawab teka-teki tentang perempuan tua itu. Tapi hasilnya nihil, pun tak terlontar secuil ceritapun dari Bram. Win lelah dan malam itu menyerah.

Bersambung

#ODOP Menulis setiap Hari
#Tantangan cerbung

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

BELAJAR DARI LAGU SHAKIRA, TRY EVERYTHING

sumber:www.bbc.co.uk I mess up tonight, I lost another fight I still mess up, but I’ll just start again I keep falling down, I keep on hitting the ground I always get up now to see what the next I won’t give up, no I won’t give in Till I reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try eventhough I could fail I won’t give up, no I won’t give in Till I Reach the end and then I’ll start again No I won’t leave, I wanna try everything I wanna try everything eventhough I could fail Potongan lirik lagu Shakira di atas sangat memotivas kita untuk tidak menyerah, mencoba sampai akhir. Kemudian mencoba lagi meski tahu mungkin akan gagal. Sudah berapa kali kamu kalah, berputus asa dan terpuruk, Kemudian merasa berat untuk bangkit lagi? Mungin bisa dengarkan lagu Shakira Try Everything dan memahami makna yang disampaikan dalam lagunya. Lagu ini merupakan soundtrack film Zootopia. Film yang juga keren dan sarat

Mengulas Cerpen Penguburan Kembali Sitaresmi

sumber:www.weknowyourdreams.com Cerpen karya penulis ternama Triyanto Triwikromo ini bercerita tentang salah satu cuplikan kejadian di tahun 1965. Tentang pembantaian para wanita yang dituduh sebagai anggota Gerwani (salah satu gerakan wanita milik PKI) Cerpen ini berkisah dari sudut pandang seorang saksi yang melihat kejadian pembantaian 24 wanita yang dituduh sebagai Gerwani yang juga di sebut sebagai pembantaian di Bukit Mangkang.   Kecuali jika aku menjadi saksi pembantaian itu bukan? Kurasa akulah satu-satunya saksi yang masih hidup. Waktu peristiwa itu terjadi aku berusia 17 tahun dan pandanganku—meski terhalang hujan yang turun terus-menerus—masih sangat waras. Aku masih remaja penasaran dan ingin tahu segala yang terjadi. Meskipun menyaksikan dengan gemetar, aku masih bisa membedakan siapa yang ditembak, siapa yang menembak. Aku masih bisa memergoki beberapa jip dan truk yang mengusung perempuan-perempuan malang yang hendak dibantai di tengah hutan, masih bisa m

Selamat Tinggal

www.pinterest.com “Jadi kau benar-benar akan meninggalkanku? Kau sungguh tega?” suaramu sungguh terdengar kacau. Hatiku pedih. Rambut hitam lurusmu yang mulai menutupi leher terlihat acak-acakan. Namun, wajahmu masih terlihat tampan, meski sendu memenuhi setiap garis-garis wajahmu. Kauusap wajahmu kemudian memandangku yang terdiam dengan tajam. Aku menunduk, mencoba mengalihkan tatapan elangmu yang kini mungkin terlihat sedikit layu. Aku masih terdiam, sunyi di antara kita. Aku sudah bulat dengan keputusanku ini. Meski aku menyayangimu, sungguh, keputusan ini harus kuambil. Aku mungkin terlihat bodoh, meninggalkan semua kenyamanan ini dengan alasan yang “tidak masuk akal.” Namun, aku adalah aku. Tak akan kuijinkan oranglain mengontrol hidupku seolah-olah tidak bisa hidup tanpanya. “Baiklah, kalau kaumemang sudah memutuskan itu. Aku bisa apa. Meski katamu kau menyayangiku.” Suaranya terdengar parau. Tangan kanannya mengaduk-aduk secawan es campur, menyendoknya perlahan,